Jumlah Paparan Halaman
cikgu awan fan page
Ahad, 1 Oktober 2017
Sabtu, 30 September 2017
Khamis, 28 September 2017
Ahad, 24 September 2017
Lindunglah Dirimu dan Keluargamu dari Neraka
Lindunglah Dirimu dan Keluargamu dari Neraka
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارا
ً “Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka” (terj. Qs. At-Tahrim ayat 6).
Ayat di atas berisi perintah Allah Ta’ala kepada orang-orang beriman untuk melindungi diri dan keluarganya dari api neraka. Ini penting menjadi perhatian setiap Muslim yang beriman. Sebab ukuran kesuksesan dan kebahagiaan manusia di akhirat kelak adalah ketika dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
“Setiap jiwa akan merasakan kematian, maka bangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka dia telah beruntung”. (terj. Qs. Ali-Imran ayat 185).
Dengan Apa dan Bagaimana Seseorang Melindungi Diri dan Keluarganya dari Api Neraka? Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah lakukanlah ketaatan kepada Allah dan tinggalkan maksiat serta suruhlah mereka untuk berdzikir kepada Allah. Maka dengannya Allah selamatkan kalian dari api neraka”.
Sementara Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah “didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimuhum)”.
Sedangkan Muqatil dan Ad Dhahak berkata, makna
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah, “Engkau memerintahkan mereka untuk mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Allah, hendaklah engkau menegakkan perintah Allah teradap mereka, memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu mereka dalam urusan tersebut, dan jika engkau melihat kemaksiatan dari mereka maka hendaklah engkau menghardik mereka”.( Tafsir Ibnu Katsir: 4/391 ).
Bekali Keluarga dengan Ilmu
Ilmu merupakan perkara yang sangat penting dan dipentingkan oleh Islam. Ia merupakan poros dan asas kebaikan. Dengan ilmu seseorang mengenali kebaikan yang mengantarkan ke surga dan dapat membedakannya dengan keburukan yang menjerumuskan ke neraka. Dengan ilmu pula seorang Muslim dapat mengetahui tugas dan kewajibannya kepada Allah.
Singkatnya, ilmu adalah bekal sekaligus panduan dalam mengarungi kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Bahkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka dengan itu Allah mudahkan baginya jalan menuju surga” (terj. HR. Muslim). Dimudahkan masuk surga mengandung makna dijauhkan dari neraka. Dalam Islam mencari ilmu hukumnya wajib, sebagaimana diterangkan oleh banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya sebuah hadits yang diriwatkan oleh Ibnu Majah,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Mencari ilmu hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap Muslim” (terj. HR. Ibnu Majah).
Oleh karena itu dalam ajaran Islam kewajiban seorang kepala keluarga dalam rangka membimbing keluarganya menggapai ridha Allah, selamat dari neraka adalah dengan mengajarkan ilmu kepada mereka. Paling tidak seorang Muslim belajar Ilmu fardhu ‘ain dan mengajarkannya kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya, yakni anak dan istrinya. Didik Mereka Menjadi Pribadi Yang Beradab Menurut Ali bin Abi Thalib raadhiyallahu ‘anhu, makna quu anfusakum wa ahlikum nara dalam ayat tersebut adalah addibhum wa ‘allimhum; didik (tanamkan adab) dan ajarkan ilmu kepada mereka.
Seorang Ilmuwan Melayu Syed Naquib al-Attas mengatakan, Sebab utama berbagai masalah dunia Islam saat ini adalah problem ilmu dan ketiadaan adab (the loss of adab). Oleh karena itu menurut beliau, solusi mendasar bagi persoalan ummat Islam saat ini adalah pendidikan berbasis adab. Beliau menyebutnya dengan istilah ta’dib.
Ini penting menjadi perhatian, mengingat pendidikan formal saat ini telah kehilangan ruh adab. Berbagai kasus kejahatan yang melibatkan anak-anak muda dan pelajar merupakan salah bukti, lembaga pendidikan formal hampir gagal menanamkan adab kepada para peserta didik.
Oleh karena itu diperlukan pendidikan berasakan adab yang bermula dari pendidikan keluarga. Karena memang pada asalnya tanggung jawab utama dan pertama pendidikan (ta’lim dan ta’dib) terhadap anak adalah pada orang tua. Tentu saja yang dimaksud dengan adab di sini bukan sekadar sopan santun dan tata krama terhadap sesama manusia. Tetapi adab yang mencakup adab kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama manusia seperti adab kepada orang tua, guru, kawan, dan sebagainya. Karena pada hakekatnya makna adab dalam bahasa Islam adalah memberikan kepada yang berhak haknya.
Memuliakan yang harus dimuliakan dan tidak memuliakan yang tidak pantas dimuliakan.
Ajak Keluarga Melakukan Ketaatan Upaya selanjutnya dalam rangka melindungi diri dan keluarga dari apai neraka adalah senantiasa melakukan ketaan kepada Allah dan meninggalkan maksiat serta menyuruh mereka untuk melakukan hal itu. Karena makna,
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” adalah “lakukan ketaatan kepada Allah dan tinggalkan maskiat kepada-Nya”, kata Ibnu Abbas dan
“Engkau memerintahkan mereka untuk mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Allah”,
kata Muqatil dan ad-Dhahak. Ketaatan pertama yang harus menjadi perhatian seorang Muslim dan mendidik keluarganya adalah tauhid dan shalat. Sebab tauhid merupakan kebaikan yang paling baik. Karena kebaikan dan ibadah yang dikerjakan seor ang hamba harus tegak di atas tauhid.
Tauhid merupakan kunci syurga dan jalan keselamatan dari neraka. Bahkan tauhid merupakan tujuan hidup manusia di dunia ini. Oleh karena itu seluruh nabi dan Rasul diutus oleh Allah untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah Ta’ala. Sedangkan shalat merupakan tiang agama dan rukun Islam yang kedua. Ia juga merupakan pembeda antara Muslim dan Kafir atau Musyrik.
Imam Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan,
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, mengatakan, Termasuk bagian dari makna ayat ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidziy,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkan anak kalian melakukan shalat bila telah berusia, dan bila telah berusia sepuluh tahun maka pukullah jika enggan melakukan shalat”. (Terj. HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidziy).
Ayat dan hadits di atas menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anaknya mendirikan shalat. Hal ini sekaligus merupakan realisasi dari ayat,
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya”. (terj. Qs. Thaha:132).
Larang Keluargamu Melakukan Maksiat Selain ilmu, adab, dan perintah melakukan ketaatan, upaya melindungi dan membentengi diri dari api neraka hendaknya dilakukan pula dengan melarang mereka dari berbuat maksiat.
Hal ini juga meruapkan bagian dari makna
“qu anfusakum wa ahlikum nara”,
Sebagaimana dikatakan oleh Muqatil dan Ad-Dhahak. Maksiat pertama yang harus dihindarkan dari keluarga kita adalah syirik. Sebab syirik merupakan dosa yang akan menyebabkan pelakukan kekal dalam neraka. Orang yang melakukan kesyirikan dan meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa syirik, maka dosanya tidak diampuni (Qs.4:48) dan ia kekal dalam neraka, sebagaimana firman Allah,
“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik maka Allah haramkan bagina surga dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada bagi orang-oranag dzalim itu penolong sedikitpun”. (terj. Qs. Al-Maidah:72).
Betapa besarnya bahaya dosa syirik ini Nabi Ibrahim ‘alaihis sallam memohon secara khusus kepada Allah agar diri dan anak keturunannya dihindarkan dari kesyirikan.
“Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata, wahai Rabbku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, dan jauhkan aku serta anak keturunanku dari menyembah berhala”. (terj. Qs. Ibrahim:35).
Selanjutnya maksiat yang harus dijauhkan oleh seorang Muslim dari keluarganya adalah dosa-dosa besar seperti riba, zina, khamr, judi, sihir, dan sebagainya. Lalu kemudian dosa-dosa kecil dan perilaku tercela lainnya. Dan hendaknya seorang Muslim tidak meremehkan perbuatan dosa, sekecil apapun dosa tersebut. Karena setiap dosa mengundang kemurkaan Allah Ta’ala. Dosa kecil yang dilakukan terus-menerus dan disertai sikap meremehkannya akan menjelma akan menjadi besar siksanya di sisi Allah.
Bimbing Keluarga Untuk Selalu Ingat Kepada Allah dan Berdzikir Kepada-Nya Diantara makna ayat,
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”,
Sebagaimana diatakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dengan melakukan ketaatan kepada Allah, meninggalkan maksiat, dan menyuruh mereka untuk berdzikir kepada Allah. Beliau menyebutkan dzikir, padahal dzikir merupakan bagian dari ketaatan terhadap perintah Allah (misal, Qs. Al-Baqarah:152, Qs. Al-Ahzab:41, Qs. Al-A’raf: 205, dsb).
Hal ini untuk menekankan pentingnya ibadah dzikir dalam kehidupan seorang hamba. Karena dzikir merupakan sebab memperoleh ampunan (maghfirah) dan pahala yang besar (Qs. 33:35), sumber dan kunci ketenangan hati (Qs. 13:28)
Dalam banyak haditsnya Rassulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan fadhilah (keutamaan) dan kedudukan dzikir. Diantaranya sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidziy dan Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa dzikir merupakan sebaik-baik amalan, paling suci di sisi Allah, mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah, dan lebih baik dari menginfakkan emas, dan perak, dan lebih baik dari bertemu dan berperang melawan musuh.
Dalam hadits lain Nabi mempermisalkan orang berdzikir seperti orang hidup dan orang yang tidak berdzikir seperti orang mati. Selain itu ibadah dzikir juga memiliki banyak manfaat, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyebutkan sampai enam puluh manfat dzikir dalam kaitabnya al-wabilus Shayyib.
Oleh karena itu sebaiknya seorang Muslim khususnya kepala keluarga menganjurkan keluaganya; anak dan istrinya untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Hal ini termasuk salah satu langkah seorang menghindarkan keluaranya dari neraka.
Akhirnya Berpulang Pada Ilmu, Keteladanan, dan Do’a Langkah dan upaya menjaga diri dan keluarga dari neraka seperti dijelaskan di atas tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa taufiq Allah kemudian ilmu dan keteladanan. Oleh karena itu setelah menempuh usaha-usaha di atas yang tegak di atas ilmu seseorang hendaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala melalui do’a. Wallahu a’lam bish Shawab.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارا
ً “Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka” (terj. Qs. At-Tahrim ayat 6).
Ayat di atas berisi perintah Allah Ta’ala kepada orang-orang beriman untuk melindungi diri dan keluarganya dari api neraka. Ini penting menjadi perhatian setiap Muslim yang beriman. Sebab ukuran kesuksesan dan kebahagiaan manusia di akhirat kelak adalah ketika dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
“Setiap jiwa akan merasakan kematian, maka bangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka dia telah beruntung”. (terj. Qs. Ali-Imran ayat 185).
Dengan Apa dan Bagaimana Seseorang Melindungi Diri dan Keluarganya dari Api Neraka? Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah lakukanlah ketaatan kepada Allah dan tinggalkan maksiat serta suruhlah mereka untuk berdzikir kepada Allah. Maka dengannya Allah selamatkan kalian dari api neraka”.
Sementara Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah “didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimuhum)”.
Sedangkan Muqatil dan Ad Dhahak berkata, makna
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah, “Engkau memerintahkan mereka untuk mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Allah, hendaklah engkau menegakkan perintah Allah teradap mereka, memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu mereka dalam urusan tersebut, dan jika engkau melihat kemaksiatan dari mereka maka hendaklah engkau menghardik mereka”.( Tafsir Ibnu Katsir: 4/391 ).
Bekali Keluarga dengan Ilmu
Ilmu merupakan perkara yang sangat penting dan dipentingkan oleh Islam. Ia merupakan poros dan asas kebaikan. Dengan ilmu seseorang mengenali kebaikan yang mengantarkan ke surga dan dapat membedakannya dengan keburukan yang menjerumuskan ke neraka. Dengan ilmu pula seorang Muslim dapat mengetahui tugas dan kewajibannya kepada Allah.
Singkatnya, ilmu adalah bekal sekaligus panduan dalam mengarungi kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Bahkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka dengan itu Allah mudahkan baginya jalan menuju surga” (terj. HR. Muslim). Dimudahkan masuk surga mengandung makna dijauhkan dari neraka. Dalam Islam mencari ilmu hukumnya wajib, sebagaimana diterangkan oleh banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya sebuah hadits yang diriwatkan oleh Ibnu Majah,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Mencari ilmu hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap Muslim” (terj. HR. Ibnu Majah).
Oleh karena itu dalam ajaran Islam kewajiban seorang kepala keluarga dalam rangka membimbing keluarganya menggapai ridha Allah, selamat dari neraka adalah dengan mengajarkan ilmu kepada mereka. Paling tidak seorang Muslim belajar Ilmu fardhu ‘ain dan mengajarkannya kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya, yakni anak dan istrinya. Didik Mereka Menjadi Pribadi Yang Beradab Menurut Ali bin Abi Thalib raadhiyallahu ‘anhu, makna quu anfusakum wa ahlikum nara dalam ayat tersebut adalah addibhum wa ‘allimhum; didik (tanamkan adab) dan ajarkan ilmu kepada mereka.
Seorang Ilmuwan Melayu Syed Naquib al-Attas mengatakan, Sebab utama berbagai masalah dunia Islam saat ini adalah problem ilmu dan ketiadaan adab (the loss of adab). Oleh karena itu menurut beliau, solusi mendasar bagi persoalan ummat Islam saat ini adalah pendidikan berbasis adab. Beliau menyebutnya dengan istilah ta’dib.
Ini penting menjadi perhatian, mengingat pendidikan formal saat ini telah kehilangan ruh adab. Berbagai kasus kejahatan yang melibatkan anak-anak muda dan pelajar merupakan salah bukti, lembaga pendidikan formal hampir gagal menanamkan adab kepada para peserta didik.
Oleh karena itu diperlukan pendidikan berasakan adab yang bermula dari pendidikan keluarga. Karena memang pada asalnya tanggung jawab utama dan pertama pendidikan (ta’lim dan ta’dib) terhadap anak adalah pada orang tua. Tentu saja yang dimaksud dengan adab di sini bukan sekadar sopan santun dan tata krama terhadap sesama manusia. Tetapi adab yang mencakup adab kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama manusia seperti adab kepada orang tua, guru, kawan, dan sebagainya. Karena pada hakekatnya makna adab dalam bahasa Islam adalah memberikan kepada yang berhak haknya.
Memuliakan yang harus dimuliakan dan tidak memuliakan yang tidak pantas dimuliakan.
Ajak Keluarga Melakukan Ketaatan Upaya selanjutnya dalam rangka melindungi diri dan keluarga dari apai neraka adalah senantiasa melakukan ketaan kepada Allah dan meninggalkan maksiat serta menyuruh mereka untuk melakukan hal itu. Karena makna,
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” adalah “lakukan ketaatan kepada Allah dan tinggalkan maskiat kepada-Nya”, kata Ibnu Abbas dan
“Engkau memerintahkan mereka untuk mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Allah”,
kata Muqatil dan ad-Dhahak. Ketaatan pertama yang harus menjadi perhatian seorang Muslim dan mendidik keluarganya adalah tauhid dan shalat. Sebab tauhid merupakan kebaikan yang paling baik. Karena kebaikan dan ibadah yang dikerjakan seor ang hamba harus tegak di atas tauhid.
Tauhid merupakan kunci syurga dan jalan keselamatan dari neraka. Bahkan tauhid merupakan tujuan hidup manusia di dunia ini. Oleh karena itu seluruh nabi dan Rasul diutus oleh Allah untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah Ta’ala. Sedangkan shalat merupakan tiang agama dan rukun Islam yang kedua. Ia juga merupakan pembeda antara Muslim dan Kafir atau Musyrik.
Imam Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan,
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, mengatakan, Termasuk bagian dari makna ayat ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidziy,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkan anak kalian melakukan shalat bila telah berusia, dan bila telah berusia sepuluh tahun maka pukullah jika enggan melakukan shalat”. (Terj. HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidziy).
Ayat dan hadits di atas menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anaknya mendirikan shalat. Hal ini sekaligus merupakan realisasi dari ayat,
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya”. (terj. Qs. Thaha:132).
Larang Keluargamu Melakukan Maksiat Selain ilmu, adab, dan perintah melakukan ketaatan, upaya melindungi dan membentengi diri dari api neraka hendaknya dilakukan pula dengan melarang mereka dari berbuat maksiat.
Hal ini juga meruapkan bagian dari makna
“qu anfusakum wa ahlikum nara”,
Sebagaimana dikatakan oleh Muqatil dan Ad-Dhahak. Maksiat pertama yang harus dihindarkan dari keluarga kita adalah syirik. Sebab syirik merupakan dosa yang akan menyebabkan pelakukan kekal dalam neraka. Orang yang melakukan kesyirikan dan meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa syirik, maka dosanya tidak diampuni (Qs.4:48) dan ia kekal dalam neraka, sebagaimana firman Allah,
“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik maka Allah haramkan bagina surga dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada bagi orang-oranag dzalim itu penolong sedikitpun”. (terj. Qs. Al-Maidah:72).
Betapa besarnya bahaya dosa syirik ini Nabi Ibrahim ‘alaihis sallam memohon secara khusus kepada Allah agar diri dan anak keturunannya dihindarkan dari kesyirikan.
“Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata, wahai Rabbku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, dan jauhkan aku serta anak keturunanku dari menyembah berhala”. (terj. Qs. Ibrahim:35).
Selanjutnya maksiat yang harus dijauhkan oleh seorang Muslim dari keluarganya adalah dosa-dosa besar seperti riba, zina, khamr, judi, sihir, dan sebagainya. Lalu kemudian dosa-dosa kecil dan perilaku tercela lainnya. Dan hendaknya seorang Muslim tidak meremehkan perbuatan dosa, sekecil apapun dosa tersebut. Karena setiap dosa mengundang kemurkaan Allah Ta’ala. Dosa kecil yang dilakukan terus-menerus dan disertai sikap meremehkannya akan menjelma akan menjadi besar siksanya di sisi Allah.
Bimbing Keluarga Untuk Selalu Ingat Kepada Allah dan Berdzikir Kepada-Nya Diantara makna ayat,
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”,
Sebagaimana diatakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dengan melakukan ketaatan kepada Allah, meninggalkan maksiat, dan menyuruh mereka untuk berdzikir kepada Allah. Beliau menyebutkan dzikir, padahal dzikir merupakan bagian dari ketaatan terhadap perintah Allah (misal, Qs. Al-Baqarah:152, Qs. Al-Ahzab:41, Qs. Al-A’raf: 205, dsb).
Hal ini untuk menekankan pentingnya ibadah dzikir dalam kehidupan seorang hamba. Karena dzikir merupakan sebab memperoleh ampunan (maghfirah) dan pahala yang besar (Qs. 33:35), sumber dan kunci ketenangan hati (Qs. 13:28)
Dalam banyak haditsnya Rassulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan fadhilah (keutamaan) dan kedudukan dzikir. Diantaranya sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidziy dan Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa dzikir merupakan sebaik-baik amalan, paling suci di sisi Allah, mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah, dan lebih baik dari menginfakkan emas, dan perak, dan lebih baik dari bertemu dan berperang melawan musuh.
Dalam hadits lain Nabi mempermisalkan orang berdzikir seperti orang hidup dan orang yang tidak berdzikir seperti orang mati. Selain itu ibadah dzikir juga memiliki banyak manfaat, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyebutkan sampai enam puluh manfat dzikir dalam kaitabnya al-wabilus Shayyib.
Oleh karena itu sebaiknya seorang Muslim khususnya kepala keluarga menganjurkan keluaganya; anak dan istrinya untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Hal ini termasuk salah satu langkah seorang menghindarkan keluaranya dari neraka.
Akhirnya Berpulang Pada Ilmu, Keteladanan, dan Do’a Langkah dan upaya menjaga diri dan keluarga dari neraka seperti dijelaskan di atas tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa taufiq Allah kemudian ilmu dan keteladanan. Oleh karena itu setelah menempuh usaha-usaha di atas yang tegak di atas ilmu seseorang hendaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala melalui do’a. Wallahu a’lam bish Shawab.
Sabtu, 23 September 2017
Rahsia amalan Abu hassan ali as syadzilli
من الأسرار التي يتداولونها فيما بينهم عند كل شدة أن يقرأ أحدهم سورة يس عشر مرات بعد الفجر قبل صلاة الصبح ثم يقول اللهم إني أسألك يا الله يا من هو أحون قاف أدم حم هاء أمين سبعين مرة أن تفعل لي كذا فإنه يكون بإذن الله تعالى وكان الشيخ أبو الحسن الشاذلي يقول إن ذلك هو الإسم الأعظم".
( السلسبيل المعين في الطرائق الأربعين )
لمؤسس الطريقة السنوسية
( محمد بن على السنوسي
( السلسبيل المعين في الطرائق الأربعين )
لمؤسس الطريقة السنوسية
( محمد بن على السنوسي
RAHSIA SELAWAT NABI S. A. W
بسم الله الرحمن الرحيم
Telah berkata Hujjatul Islam Mujaddidul Millah As-Syeikh Abd Wahhab As-Sya’rani As-Syafie Al-Alawiy Radhiyallahu Anhu dalam Kitab Lawaqi-’ul Anwar al-Qudsiyyah fil ‘Uhuudil Muhammadiyah :
“Ketahui wahai saudaraku bahawa jalan untuk sampai ke hadrat Allah Subhanahu Wa Taala daripada jalan berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam adalah sedekat-dekat jalan kepada Allah.”
Dan telah berkata olehnya lagi Radhiyallahu Anhu pada tempat yang lain.
“Maka jika membanyak oleh engkau daripada berselawat dan bersalam atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam boleh jadi engkau sampai kepada maqam melihat Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wassalam. Dan iaitulah cara yang dibawa oleh as-Syeikh Nuruddin as-Syuuni dan Syeikh Ahmad az-Zawawi dan as-Syeikh Muhammad bin Daud al-Manzalaawi dan satu kelompok daripada syeikh-syeikh sezaman. Maka berkekalanlah setiap daripada mereka berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan membersih oleh mereka daripada segala dosa(yakni berselawat) sehingga berhimpun bersama Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam secara Yaqozhoh pada bila-bila masa yang dikehendaki. Dan sesiapa yang tidak berhasil baginya akan pertemuan ini (berhimpun bersama Rasulullah) maka adalah dia hingga sekarang ini (masa tidak bertemu lagi) tidak memperbanyakkan membaca selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam akan sebagai banyak yang dituntut bagi menghasilkan baginya maqam ini.”
Dan telah berkata Ibnu Farhun al-Qurthubi al-Maliki Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya pada selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam ada 10 karomah :-
1. Yang terbesar dapat selawat daripada Raja Yang Maha Gagah.
2. Mendapat syafaat Sayyidina Muhammad.
3. Mengikut sunnah Malaikat.
4. Menyalahi orang-orang Munafik dan Kuffar.
5. Memadamkan kesalahan dan dosa.
6. Membantu menunaikan hajat dan permintaan.
7. Menyinari zahir dan batin.
8. Kejayaan dari negeri kebinasaan.
9. Memasuki negeri yang kekal abadi.
10. Ucapan selamat dari Allah.”
Dan telah berkata as-Syeikh al-Hadhrami Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam satu tangga, tempat naik, dan jalan kepada Allah Taala sekiranya tiada bagi Tholib itu Syeikh yang Mursyid.”
Dan telah berkata anak muridnya al-Wali al-Kamil Sayyidi Ahmad Zuruq al-Maliki Radhiyallahu Anhu tuan al-Qowa-idush Shufiah :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam mengangkat semangat orang yang sedang berhadap jika adalah orang itu pada maqam yang terumbang-ambing kerana bahawasanya menyebut selawat itu Nur dan Hidayah.”
Dan telah berkata al-Allamah al-Kamil al-Wali al-Washil as-Syeikh as-Sunusi Radhiyallahu Anhu :
“Sesiapa tiada Syeikh yang Mursyid maka memperbanyaklah oleh dia daripada selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam. Maka sesungguhnya selawat itu menyampaikan kepada pembukaan yang nyata.”
Dan telah berkata Syeikhul Islam al-Hafidz Ibnu Hajar :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam membuka kimia kejayaan akan beberapa pintu yang tidak boleh dibuka oleh yang lainnya.”
Dan terdapat didalam Bughyatus Saalik bagi Imam as-Saahili Radhiyallahu Anhu :
“Bahawa diantara sebesar-besar hasil dan sebaik-baik faedah yang diusahakan dengan selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam ialah tercetak gambar (wajah) Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam pada diri seseorang itu akan sebagai cetakan yang lekat yang berakar umbi. Dan untuk demikian itu akan menghasilkan – dengan syarat mengekali atas berselawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam dengan tujuan yang ikhlas serta mengikut syarat-syarat, adab-adab dan memahami makna-makna hingga tetaplah pada seseorang itu di dalam batinnya akan sebagai tetap yang benar lagi suci – cantuman nafas orang yang berselawat dengan nafas Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan bermesra-mesra diantara keduanya pada tempat yang dekat dan suci akan sebagai mesra yang dengan sekira-kira tidak dapat dibezakan lagi. Maka seseorang itu beserta sesiapa yang disayanginya.”
Telah berkata Hujjatul Islam Mujaddidul Millah As-Syeikh Abd Wahhab As-Sya’rani As-Syafie Al-Alawiy Radhiyallahu Anhu dalam Kitab Lawaqi-’ul Anwar al-Qudsiyyah fil ‘Uhuudil Muhammadiyah :
“Ketahui wahai saudaraku bahawa jalan untuk sampai ke hadrat Allah Subhanahu Wa Taala daripada jalan berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam adalah sedekat-dekat jalan kepada Allah.”
Dan telah berkata olehnya lagi Radhiyallahu Anhu pada tempat yang lain.
“Maka jika membanyak oleh engkau daripada berselawat dan bersalam atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam boleh jadi engkau sampai kepada maqam melihat Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wassalam. Dan iaitulah cara yang dibawa oleh as-Syeikh Nuruddin as-Syuuni dan Syeikh Ahmad az-Zawawi dan as-Syeikh Muhammad bin Daud al-Manzalaawi dan satu kelompok daripada syeikh-syeikh sezaman. Maka berkekalanlah setiap daripada mereka berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan membersih oleh mereka daripada segala dosa(yakni berselawat) sehingga berhimpun bersama Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam secara Yaqozhoh pada bila-bila masa yang dikehendaki. Dan sesiapa yang tidak berhasil baginya akan pertemuan ini (berhimpun bersama Rasulullah) maka adalah dia hingga sekarang ini (masa tidak bertemu lagi) tidak memperbanyakkan membaca selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam akan sebagai banyak yang dituntut bagi menghasilkan baginya maqam ini.”
Dan telah berkata Ibnu Farhun al-Qurthubi al-Maliki Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya pada selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam ada 10 karomah :-
1. Yang terbesar dapat selawat daripada Raja Yang Maha Gagah.
2. Mendapat syafaat Sayyidina Muhammad.
3. Mengikut sunnah Malaikat.
4. Menyalahi orang-orang Munafik dan Kuffar.
5. Memadamkan kesalahan dan dosa.
6. Membantu menunaikan hajat dan permintaan.
7. Menyinari zahir dan batin.
8. Kejayaan dari negeri kebinasaan.
9. Memasuki negeri yang kekal abadi.
10. Ucapan selamat dari Allah.”
Dan telah berkata as-Syeikh al-Hadhrami Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam satu tangga, tempat naik, dan jalan kepada Allah Taala sekiranya tiada bagi Tholib itu Syeikh yang Mursyid.”
Dan telah berkata anak muridnya al-Wali al-Kamil Sayyidi Ahmad Zuruq al-Maliki Radhiyallahu Anhu tuan al-Qowa-idush Shufiah :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam mengangkat semangat orang yang sedang berhadap jika adalah orang itu pada maqam yang terumbang-ambing kerana bahawasanya menyebut selawat itu Nur dan Hidayah.”
Dan telah berkata al-Allamah al-Kamil al-Wali al-Washil as-Syeikh as-Sunusi Radhiyallahu Anhu :
“Sesiapa tiada Syeikh yang Mursyid maka memperbanyaklah oleh dia daripada selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam. Maka sesungguhnya selawat itu menyampaikan kepada pembukaan yang nyata.”
Dan telah berkata Syeikhul Islam al-Hafidz Ibnu Hajar :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam membuka kimia kejayaan akan beberapa pintu yang tidak boleh dibuka oleh yang lainnya.”
Dan terdapat didalam Bughyatus Saalik bagi Imam as-Saahili Radhiyallahu Anhu :
“Bahawa diantara sebesar-besar hasil dan sebaik-baik faedah yang diusahakan dengan selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam ialah tercetak gambar (wajah) Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam pada diri seseorang itu akan sebagai cetakan yang lekat yang berakar umbi. Dan untuk demikian itu akan menghasilkan – dengan syarat mengekali atas berselawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam dengan tujuan yang ikhlas serta mengikut syarat-syarat, adab-adab dan memahami makna-makna hingga tetaplah pada seseorang itu di dalam batinnya akan sebagai tetap yang benar lagi suci – cantuman nafas orang yang berselawat dengan nafas Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan bermesra-mesra diantara keduanya pada tempat yang dekat dan suci akan sebagai mesra yang dengan sekira-kira tidak dapat dibezakan lagi. Maka seseorang itu beserta sesiapa yang disayanginya.”
Jumaat, 22 September 2017
MENGENAL FAHAMAN WAHABI MENTAKWIL AYAT
IBNU KATSIR MEMBUNGKAM WAHABI DENGAN MENTAKWIL AYAT
Tafsir ayat Mutasyabihat Yad (tangan)
- Ayat Mutaysabihat tentang Lafadz Tangan / yad (kata tunggal/ single)/ aidin (jamak/plural).
- Ahlusunnah Tidak Mengambil Makna Dhahir ayat mutasyabihat
I. Wahhaby mengelirukan makna “tafsir” dengan “ta’wil”
Ilmu- yang harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir alqur’an. Disamping harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah, nahwu, saraf, balaghah, isytiqoqo, ilmu alma’ani, badi’, bayan, fiqh, aqidah, asbabunuzul, nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum furu’) dan ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh maulana zakariyya).
Kenapa perlu ilmu aqidah dalam hal ini tahu sifat-siafat Allah yang wajib, sifat yang mustahil dan sifat yang jaiz (boleh/harus) bagi Allah? Karena banyak ayat mutasyabihat yang tidak boleh mengambil makna dhahir (explisit) dari ayat itu, tapi menggunkan makna implisit dari lafadz tersebut. Jadi ta’wil adalah salah satu cara untuk mentafsir Al-qur’an.
apakah WAHABY masih bersikeras menggunakan makna dhahir pada ayat/hadist mutasyabihat ini ?
coba lihat tafsir ayat berikut
- ”Nasuullaha fanasiahum” (QS Attaubah:67),
Artinya : Mereka melupakan Allah maka Allah pun lupa dengan mereka (QS Attaubah:67),
- ”Innaa nasiinaakum” (QS Assajadah 14).
Artinya : (sungguh kami telah lupa pada kalian ( QS Assajadah 14)
Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman :
”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?” (Shahih Muslim hadits no.2569)
II. Ahlusunnah Tidak Mengambil Makna Dhahir ayat mutasyabihat
Ahlusunnah TIDAK MENERIMA MAKNA DHOHIR ayat atau hadits mutasyabihat (ta’wil) tapi juga TIDAK MERUBAH LAFADZ AYAT/HADIST (TASHRIF) , karena merubah lafadz ayat atau hadits adalah haram dan dilarang. Al Imam Ahmad ar-Rifa’i (W. 578 H) dalam al Burhan al Muayyad berkata: “Jagalah aqidah kamu sekalian dari berpegang kepada zhahir ayat al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam yang mutasyabihat sebab hal ini merupakan salah satu pangkal kekufuran”.
Ta’wil disni berarti menjauhkan makna dari segi zahirnya kepada makna yang lebih layak bagi Allah, ini kerana zahir makna nas al-Mutasyabihat tersebut mempunyai unsur jelas persamaan Allah dengan makhluk. Dalil melakukan ta’wil ayat dan hadis mutasyabihat:
Rasulullah berdoa kepada Ibnu Abbas dengan doa:
Artinya: “Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran” H.R Ibnu Majah.
(Sebahagian ulamak salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah)
Masalah ayat/hadist mutasyabihat dalam ilmu tauhid terdapat dua pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma’a tanzih (Ta’wil ijtimaly)
2.Pendapat Ta’wil (Ta’wil Tafsilly)
Keterangan :
1. Madzhab tafwidh ma’a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan menyerahkan maknanya kpd
Allah swt, dg i’tiqad tanzih (mensucikan Allah dari segala penyerupaan).
Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia berkata ”Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna”, (Kita percaya dg hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yg juga di pegang oleh Imam Abu hanifah
Pendapat ini dikenal juga dengan TA’WIL IJTIMALY yaitu ta’wilan yang dilakukan secara umum dengan menafikan makna zahir nas al-Mutasyabihat tanpa diperincikan maknanya.
Sebagai contoh perkataan istawa dikatakan istawa yang layak bagi Allah dan waktu yang sama dinafikan zahir makna istawa kerana zahirnya bererti duduk dan bertempat, Allah mahasuci dari bersifat duduk dan bertempat.
dan kini muncullah faham mujjassimah yaitu dhohirnya memegang madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dg mahluk, bukan seperti para imam yg memegang madzhab tafwidh.
2. Madzhab takwil yaitu menakwilkan ayat/ hadist tasybih sesuai dg keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam (khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana Imam Syafii, Imam Bukhari,Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat Attauhid oleh Imam Baajuri)
Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur’an dan sunnah, juga banyak dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah waljamaah
Ta’wilan Tafsiliyy iaitu ta’wilan yang menafikan makna zahir nas tersebut kemudian meletakkan makna yang layak bagi Allah. Seperti istawa bagi Allah bererti Maha Berkuasa kerana Allah sendiri sifatkan dirinya sebagai Maha Berkuasa.
Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah waljamaah yg berpegang pada pendapat Ta’wil, seperti Imam Ibn Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan Al Asy’ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf’ussyubhat Attasybiih oleh Imam Ibn Jauziy).
Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : ”Maha Suci Tuhan Mu Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yg mereka sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala puji atas tuhan sekalian alam” . (QS Asshaffat 180-182).
III. Ayat Mutaysabihat tentang Lafadz Tangan / yad (kata tunggal/ single)/ aidin (jamak/plural)
ini adalah untuk membantah mufassir sesat dan palsu yang bernama Syaikh AsySyinqithy al wahaby (Guru syaikh Shalih Fauzan Al wahaby).
Bisa kita lihat dalam kamus manapun bahwayad adalah bernakna tangan (untuk mufrad/tunggal). Sedangkan bentuk jamaknya (plural) adalah aidin. Lihat dalam kamus bahasa arab berikut :
Kemudian kita lihat lagi Tafsir Ibnu Katsir Surat AdzDzaariyaat ayat 47 (pada yang di line merah) :
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuatan(Tangan) dan sesungguhnya Kami benar-benar memperluasnya” (Surat AdzDzaariyaat ayat 47)
♥ terjamah (Scan kitab tafsir Ibnu katsir yang di line merah) :
Makna Lafadz ا بِأَيْدٍ (dengan Tangan ) adalah KEKUATAN. Yang mengatakan seperti ini adalah Ibnu abbas, mujahid, qatadah, atsauri dan selainnya”
jadi Ibnu Abbas mengatakan: “Yang dimaksud lafadz د (biaidin) adalah “dengan kekuasaan“, bukan maksudnya tangan yang merupakan anggota badan (jarihah) kita, karena Allah maha suci darinya.
Lihat rujukan dalam kitab Tafsir mu’tabar :
Dalam Tafsir Qurtuby:
لَمَّا بَيَّنَ هَذِهِ الْآيَات قَالَ : وَفِي السَّمَاء آيَات وَعِبَر تَدُلّ عَلَى أَنَّ الصَّانِع قَادِر عَلَى الْكَمَال , فَعَطَفَ أَمْر السَّمَاء عَلَى قِصَّة قَوْم نُوح لِأَنَّهُمَا آيَتَانِ . وَمَعْنَى ” بِأَيْدٍ ” أَيْ بِقُوَّةٍ وَقُدْرَة . عَنْ اِبْن عَبَّاس وَغَيْره .
Dalam Tafsir Thobary :
الْقَوْل فِي تَأْوِيل قَوْله تَعَالَى : { وَالسَّمَاء بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ } يَقُول تَعَالَى ذِكْرُهُ : وَالسَّمَاء رَفَعْنَاهَا سَقْفًا بِقُوَّةٍ . وَبِنَحْوِ الَّذِي قُلْنَا فِي ذَلِكَ قَالَ أَهْل التَّأْوِيل . ذِكْرُ مَنْ قَالَ ذَلِكَ : 24962 – حَدَّثَنِي عَلِيّ , قَالَ : ثنا أَبُو صَالِح , قَالَ : ثني مُعَاوِيَة , عَنْ عَلِيّ , عَنِ ابْن عَبَّاس , قَوْله : { وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ } يَقُول : بِقُوَّةٍ.
Dalam Tafsir Jalalain
Biquwati (وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ)
Terjamahannya : Lafadz BI AIDIN artinyaDENGAN KEKUATAN-NYA
- kemudian dalam surat Al-Fath : 10
Lihat pada scan kitab yang di line merah :
يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ……………
Terjamahan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10).
Tidak ada yang menafsirkan “yad”dengan makna dhahir bahwa “tangan”.
Disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai’at pada sahabat.
Dalam Tafsir Ibnu katsir (lihat scan kitab yang di line merah) , beliau tidak mengambil makana dhahir tangan sebagaimana yang difahami mujasimmah wahhaby dan yahudi :
makna yadullah (Tangan Allah) bermakna :Allah menyaksikan (hadhir) bersama mereka, Allah mendengar percakapan mereka, allah melihat tempat mereka, Allah mengetahui kata Bathin (hati mereka) dan dhahir mereka maka dialah Allah Ta’ala Yang membai’at mereka dengan perantara Rasulullah SAW, seperti dalam firman Allah ta’ala:
[9:111] Sesungguhnya Allah telahmembeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (SURAT AT TAUBAH (Pengampunan) ayat 111) )… (Tafsir Ibnu katsir, jilid 4, page 236).
Sedangkan dalam tafsir qurtubi :
Al-Qurthubi telah menukil pendapat Ibn Kisan sbb :
قِيلَ : يَده فِي الثَّوَاب فَوْق أَيْدِيهمْ فِي الْوَفَاء , وَيَده فِي الْمِنَّة عَلَيْهِمْ بِالْهِدَايَةِ فَوْق أَيْدِيهمْ فِي الطَّاعَة . وَقَالَ الْكَلْبِيّ : مَعْنَاهُ نِعْمَة اللَّه عَلَيْهِمْ فَوْق مَا صَنَعُوا مِنْ الْبَيْعَة . وَقَالَ اِبْن كَيْسَان : قُوَّة اللَّه وَنُصْرَته فَوْق قُوَّتهمْ وَنُصْرَتهمْ
Dalam Tafsir At-Thobary:
وَفِي قَوْله : { يَد اللَّه فَوْق أَيْدِيهمْ } وَجْهَانِ مِنْ التَّأْوِيل : أَحَدهمَا : يَد اللَّه فَوْق أَيْدِيهمْ عِنْد الْبَيْعَة , لِأَنَّهُمْ كَانُوا يُبَايِعُونَ اللَّه بِبَيْعَتِهِمْ نَبِيّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ; وَالْآخَر : قُوَّة اللَّه فَوْق قُوَّتهمْ فِي نُصْرَة رَسُوله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , لِأَنَّهُمْ إِنَّمَا بَايَعُوا رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نُصْرَته عَلَى الْعَدُوّ
Jadi tidak ada kitab tafsir mu’tabar yang menganbil makna dhahir dari ayat-ayat mutasyabihat!.
Jangan terkecoh antara lafadz ayd (dengan huruf ya disukun artinya tangan (jamak)) dengan lafadz ayyad(karena artinya menguatkan), karena dalam bahasa arab perbedaan satu huruf atau tanda baca satu bisa merusak makna, seperti dalam ayat :
[2:87] Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
Ini bisa dilhat dalam kamus bahasa arab bahwa aid(tangan – jamak) berbeda dengan ayyad (menguatkan – fi’il/kata kerja) (lihat yang diline merah) :
Kesimpulan :
- Ibnu katsir menta’wil ayat bi aidin dengan makna kekuatan (padahal makna dhahirnya adalah dengan tangan, karena aid adalah jamak dari kata tangan).
- Bagi yang mengingkari lafadz “aid” adalah jamak dari kata tangan, silahkan buka kamus bahasa arab manapun dan lihat pula ayat : “
يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ……………
Terjamahan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10). Disini jelas bahwa “أَيْدِ” adalah jamak dari “yad”/tangan.
- Ibnu katsir menta’wil ayat “yadu llah fauqa aidihim ” = beliau tidak mngambil arti dhahir “tangan” sebagaimana aqidah tajsim wahhaby dan yahudi.
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂
Tafsir ayat Mutasyabihat Yad (tangan)
- Ayat Mutaysabihat tentang Lafadz Tangan / yad (kata tunggal/ single)/ aidin (jamak/plural).
- Ahlusunnah Tidak Mengambil Makna Dhahir ayat mutasyabihat
I. Wahhaby mengelirukan makna “tafsir” dengan “ta’wil”
Ilmu- yang harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir alqur’an. Disamping harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah, nahwu, saraf, balaghah, isytiqoqo, ilmu alma’ani, badi’, bayan, fiqh, aqidah, asbabunuzul, nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum furu’) dan ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh maulana zakariyya).
Kenapa perlu ilmu aqidah dalam hal ini tahu sifat-siafat Allah yang wajib, sifat yang mustahil dan sifat yang jaiz (boleh/harus) bagi Allah? Karena banyak ayat mutasyabihat yang tidak boleh mengambil makna dhahir (explisit) dari ayat itu, tapi menggunkan makna implisit dari lafadz tersebut. Jadi ta’wil adalah salah satu cara untuk mentafsir Al-qur’an.
apakah WAHABY masih bersikeras menggunakan makna dhahir pada ayat/hadist mutasyabihat ini ?
coba lihat tafsir ayat berikut
- ”Nasuullaha fanasiahum” (QS Attaubah:67),
Artinya : Mereka melupakan Allah maka Allah pun lupa dengan mereka (QS Attaubah:67),
- ”Innaa nasiinaakum” (QS Assajadah 14).
Artinya : (sungguh kami telah lupa pada kalian ( QS Assajadah 14)
Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman :
”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?” (Shahih Muslim hadits no.2569)
II. Ahlusunnah Tidak Mengambil Makna Dhahir ayat mutasyabihat
Ahlusunnah TIDAK MENERIMA MAKNA DHOHIR ayat atau hadits mutasyabihat (ta’wil) tapi juga TIDAK MERUBAH LAFADZ AYAT/HADIST (TASHRIF) , karena merubah lafadz ayat atau hadits adalah haram dan dilarang. Al Imam Ahmad ar-Rifa’i (W. 578 H) dalam al Burhan al Muayyad berkata: “Jagalah aqidah kamu sekalian dari berpegang kepada zhahir ayat al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam yang mutasyabihat sebab hal ini merupakan salah satu pangkal kekufuran”.
Ta’wil disni berarti menjauhkan makna dari segi zahirnya kepada makna yang lebih layak bagi Allah, ini kerana zahir makna nas al-Mutasyabihat tersebut mempunyai unsur jelas persamaan Allah dengan makhluk. Dalil melakukan ta’wil ayat dan hadis mutasyabihat:
Rasulullah berdoa kepada Ibnu Abbas dengan doa:
Artinya: “Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran” H.R Ibnu Majah.
(Sebahagian ulamak salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah)
Masalah ayat/hadist mutasyabihat dalam ilmu tauhid terdapat dua pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma’a tanzih (Ta’wil ijtimaly)
2.Pendapat Ta’wil (Ta’wil Tafsilly)
Keterangan :
1. Madzhab tafwidh ma’a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan menyerahkan maknanya kpd
Allah swt, dg i’tiqad tanzih (mensucikan Allah dari segala penyerupaan).
Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia berkata ”Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna”, (Kita percaya dg hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yg juga di pegang oleh Imam Abu hanifah
Pendapat ini dikenal juga dengan TA’WIL IJTIMALY yaitu ta’wilan yang dilakukan secara umum dengan menafikan makna zahir nas al-Mutasyabihat tanpa diperincikan maknanya.
Sebagai contoh perkataan istawa dikatakan istawa yang layak bagi Allah dan waktu yang sama dinafikan zahir makna istawa kerana zahirnya bererti duduk dan bertempat, Allah mahasuci dari bersifat duduk dan bertempat.
dan kini muncullah faham mujjassimah yaitu dhohirnya memegang madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dg mahluk, bukan seperti para imam yg memegang madzhab tafwidh.
2. Madzhab takwil yaitu menakwilkan ayat/ hadist tasybih sesuai dg keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam (khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana Imam Syafii, Imam Bukhari,Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat Attauhid oleh Imam Baajuri)
Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur’an dan sunnah, juga banyak dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah waljamaah
Ta’wilan Tafsiliyy iaitu ta’wilan yang menafikan makna zahir nas tersebut kemudian meletakkan makna yang layak bagi Allah. Seperti istawa bagi Allah bererti Maha Berkuasa kerana Allah sendiri sifatkan dirinya sebagai Maha Berkuasa.
Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah waljamaah yg berpegang pada pendapat Ta’wil, seperti Imam Ibn Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan Al Asy’ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf’ussyubhat Attasybiih oleh Imam Ibn Jauziy).
Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : ”Maha Suci Tuhan Mu Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yg mereka sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala puji atas tuhan sekalian alam” . (QS Asshaffat 180-182).
III. Ayat Mutaysabihat tentang Lafadz Tangan / yad (kata tunggal/ single)/ aidin (jamak/plural)
ini adalah untuk membantah mufassir sesat dan palsu yang bernama Syaikh AsySyinqithy al wahaby (Guru syaikh Shalih Fauzan Al wahaby).
Bisa kita lihat dalam kamus manapun bahwayad adalah bernakna tangan (untuk mufrad/tunggal). Sedangkan bentuk jamaknya (plural) adalah aidin. Lihat dalam kamus bahasa arab berikut :
Kemudian kita lihat lagi Tafsir Ibnu Katsir Surat AdzDzaariyaat ayat 47 (pada yang di line merah) :
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuatan(Tangan) dan sesungguhnya Kami benar-benar memperluasnya” (Surat AdzDzaariyaat ayat 47)
♥ terjamah (Scan kitab tafsir Ibnu katsir yang di line merah) :
Makna Lafadz ا بِأَيْدٍ (dengan Tangan ) adalah KEKUATAN. Yang mengatakan seperti ini adalah Ibnu abbas, mujahid, qatadah, atsauri dan selainnya”
jadi Ibnu Abbas mengatakan: “Yang dimaksud lafadz د (biaidin) adalah “dengan kekuasaan“, bukan maksudnya tangan yang merupakan anggota badan (jarihah) kita, karena Allah maha suci darinya.
Lihat rujukan dalam kitab Tafsir mu’tabar :
Dalam Tafsir Qurtuby:
لَمَّا بَيَّنَ هَذِهِ الْآيَات قَالَ : وَفِي السَّمَاء آيَات وَعِبَر تَدُلّ عَلَى أَنَّ الصَّانِع قَادِر عَلَى الْكَمَال , فَعَطَفَ أَمْر السَّمَاء عَلَى قِصَّة قَوْم نُوح لِأَنَّهُمَا آيَتَانِ . وَمَعْنَى ” بِأَيْدٍ ” أَيْ بِقُوَّةٍ وَقُدْرَة . عَنْ اِبْن عَبَّاس وَغَيْره .
Dalam Tafsir Thobary :
الْقَوْل فِي تَأْوِيل قَوْله تَعَالَى : { وَالسَّمَاء بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ } يَقُول تَعَالَى ذِكْرُهُ : وَالسَّمَاء رَفَعْنَاهَا سَقْفًا بِقُوَّةٍ . وَبِنَحْوِ الَّذِي قُلْنَا فِي ذَلِكَ قَالَ أَهْل التَّأْوِيل . ذِكْرُ مَنْ قَالَ ذَلِكَ : 24962 – حَدَّثَنِي عَلِيّ , قَالَ : ثنا أَبُو صَالِح , قَالَ : ثني مُعَاوِيَة , عَنْ عَلِيّ , عَنِ ابْن عَبَّاس , قَوْله : { وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ } يَقُول : بِقُوَّةٍ.
Dalam Tafsir Jalalain
Biquwati (وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ)
Terjamahannya : Lafadz BI AIDIN artinyaDENGAN KEKUATAN-NYA
- kemudian dalam surat Al-Fath : 10
Lihat pada scan kitab yang di line merah :
يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ……………
Terjamahan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10).
Tidak ada yang menafsirkan “yad”dengan makna dhahir bahwa “tangan”.
Disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai’at pada sahabat.
Dalam Tafsir Ibnu katsir (lihat scan kitab yang di line merah) , beliau tidak mengambil makana dhahir tangan sebagaimana yang difahami mujasimmah wahhaby dan yahudi :
makna yadullah (Tangan Allah) bermakna :Allah menyaksikan (hadhir) bersama mereka, Allah mendengar percakapan mereka, allah melihat tempat mereka, Allah mengetahui kata Bathin (hati mereka) dan dhahir mereka maka dialah Allah Ta’ala Yang membai’at mereka dengan perantara Rasulullah SAW, seperti dalam firman Allah ta’ala:
[9:111] Sesungguhnya Allah telahmembeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (SURAT AT TAUBAH (Pengampunan) ayat 111) )… (Tafsir Ibnu katsir, jilid 4, page 236).
Sedangkan dalam tafsir qurtubi :
Al-Qurthubi telah menukil pendapat Ibn Kisan sbb :
قِيلَ : يَده فِي الثَّوَاب فَوْق أَيْدِيهمْ فِي الْوَفَاء , وَيَده فِي الْمِنَّة عَلَيْهِمْ بِالْهِدَايَةِ فَوْق أَيْدِيهمْ فِي الطَّاعَة . وَقَالَ الْكَلْبِيّ : مَعْنَاهُ نِعْمَة اللَّه عَلَيْهِمْ فَوْق مَا صَنَعُوا مِنْ الْبَيْعَة . وَقَالَ اِبْن كَيْسَان : قُوَّة اللَّه وَنُصْرَته فَوْق قُوَّتهمْ وَنُصْرَتهمْ
Dalam Tafsir At-Thobary:
وَفِي قَوْله : { يَد اللَّه فَوْق أَيْدِيهمْ } وَجْهَانِ مِنْ التَّأْوِيل : أَحَدهمَا : يَد اللَّه فَوْق أَيْدِيهمْ عِنْد الْبَيْعَة , لِأَنَّهُمْ كَانُوا يُبَايِعُونَ اللَّه بِبَيْعَتِهِمْ نَبِيّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ; وَالْآخَر : قُوَّة اللَّه فَوْق قُوَّتهمْ فِي نُصْرَة رَسُوله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , لِأَنَّهُمْ إِنَّمَا بَايَعُوا رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نُصْرَته عَلَى الْعَدُوّ
Jadi tidak ada kitab tafsir mu’tabar yang menganbil makna dhahir dari ayat-ayat mutasyabihat!.
Jangan terkecoh antara lafadz ayd (dengan huruf ya disukun artinya tangan (jamak)) dengan lafadz ayyad(karena artinya menguatkan), karena dalam bahasa arab perbedaan satu huruf atau tanda baca satu bisa merusak makna, seperti dalam ayat :
[2:87] Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
Ini bisa dilhat dalam kamus bahasa arab bahwa aid(tangan – jamak) berbeda dengan ayyad (menguatkan – fi’il/kata kerja) (lihat yang diline merah) :
Kesimpulan :
- Ibnu katsir menta’wil ayat bi aidin dengan makna kekuatan (padahal makna dhahirnya adalah dengan tangan, karena aid adalah jamak dari kata tangan).
- Bagi yang mengingkari lafadz “aid” adalah jamak dari kata tangan, silahkan buka kamus bahasa arab manapun dan lihat pula ayat : “
يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ……………
Terjamahan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10). Disini jelas bahwa “أَيْدِ” adalah jamak dari “yad”/tangan.
- Ibnu katsir menta’wil ayat “yadu llah fauqa aidihim ” = beliau tidak mngambil arti dhahir “tangan” sebagaimana aqidah tajsim wahhaby dan yahudi.
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂
Manaqib Singkat Habib Abdullah Alydrus Al-akbar
Manaqib Singkat Habib Abdullah Alydrus Al-akbar
https://youtu.be/QdzwUHAubCA
Nama Lengkap Beliau Adalah Al-Imam Al-Habib Abdullah Alydrus Bin Abu Bakar Assakran Bin Abdurrahman Assegaf (faqih Muqaddam Tsani), Beliau Adalah Orang Pertama Yg Bergelar Alydrus, Sehingga Tidak Ada Satupun Dari Anak Cucu Rasulullah Di Permukaan Bumi Ini Yg Bermarga “Alydrus” Melainkan Itu Adalah Keturunan Beliau. Beliau Di Lahirkan Di Kota Tarim Pada Sepuluh Yg Awal Bulan Dzul_Hijjah Tahun 811 H.
Kelahiran Tersebut Telah Di Kasyaf (diketahui) Oleh Kakek Beliau Al-Habibul_Imam Abdurrahman Assegaf Faqih (Muqaddam Tsani, Seraya
Mengatakan : ( هُوَ صُوْفِي وَ قْتِهِ ) “Dia Nanti Akan Menjadi Seorang Sufi Besar Pada Zamanya”. Dan Diberi Laqob (Gelar) “Alydrus” Oleh Ayahnya Seraya Berkata; “Itu Adalah Gelar Untuk Penghulu Para Imam“. Berkata Imam Al_Jauhariy; (Alydrus) Itu Adalah Nama Dari Sekian Banyak Nama-Nama Singa Sang Raja Rimba, Sebagaimana Sang Singa Menjadi Raja Dari Semua Binatang-Binatang Buas Di Rimba Belantara, Maka Habib Abdullah Alaydrus Menjadi Raja Dan Penghulu Dari Semua Aulia-Aulia Pada Zamannya.
Beliau Memiliki Banyak Karomah, Diantaranya Seperti Di Ceritakan Dalam Kitab “Almasyraur_Rowi” Bahwasanya Beliau Pernah Berkata Kepada Para Murid-Muridnya “Barangsiapa Yg Menulis Kitab Ihya ‘Ulumuddin (Karangan Imam Al-Ghozali) Dan Menjadikanya Empat Puluh Jilid, Dengan Ijin Allah, Aku Beri Jaminan Dia Akan Masuk Syurga”, Maka Bersegaralah Penduduk Negeri Ketika Itu Berlomba Dalam Menulis Kitab Tersebut, Di Antara Mereka Ialah Murid Beliau Sendiri Al-Allamah Abdullah Bin Ahmad Baa_Kutsair, Setelah Penulisanya Rampung, Dia Hiasi Kitab Tersebut Dengan Hiasan Yg Sangat Indah, Di Setiap Jilidnya Di Balut Oleh Kain Yg Sangat Bagus.
Maka Manakala Al-Habib Abdullah Alaydrus Melihatnya, Beliau Terkesima Seraya Berkata; “Engkau Telah Menambahnya Dengan Hiasan Yg Sangat Indah, Maka Engkaupun Akan Aku Berikan Tambahan Imbalan, Katakan Apa Permintaan Mu? ”, “Aku Ingin Melihat Syurga Di Dalam Dunia Ini” Kata Muridnya. Beliau Menjawab: ”Dengan Syarat Engkau Tidak Tinggal Di Sini Lagi”, Muridnya pun Menerima Persyaratan Itu. Maka Beliaupun Memenuhi Permintaannya Tersebut, Waktu Itu Juga Si Murid Di Masukan Oleh Beliau Ke Dalam Syurga Dengan Kaifiyah Yg Sulit Di Ceritakan. Setelah Berselang Beberapa Saat, Si Muridpun Kembali Beliau Keluarkan. Ketika Keluar, Wajah Si Murid Di Penuhi Oleh Cahaya Yg Terang Benderang, Bau Harum Yg Semerbak Keluar Dari Tubuhnya, Dan Kakinya Berubah Warna Kemerah-Merahan Karna Menginjak Rumput-Rumput Syurga Yg Terbuat Dari Misik Dan Ambar. Sesuai Persyaratan Sang Guru, Dia Tidak Boleh Tinggal Di Yaman Lagi, Maka Beliaupun Pindah, Dan Tidak Ada Satu Tanah Pun Di Permukaan Bumi Ini Yg Cocok Dengan Kaki Beliau Yg Telah Menginjak Rumput2 Syurga Melainkan Hanya Tanah Haram Di Mekkah. Beliaupun Pindah Dan Tinggal Di Sana Hingga Wafat.
Di Ceritakan Oleh Syekh Sulaiman Bin Ahmad, “Suatu Ketika, Aku Pernah Sakit Di Negri Yg Mayoritas Penduduknya Orang Kafir, Hingga Sulit Bagiku Untuk Mendapat Bantuan. Aku Teringat Akan Sehelai Kain Kepunyaan Habib Abdullah Alaydrus Yg Aku Bawa, Kain Tersebutpun Aku Selimutkan Ke Tubuhku Yg Menahan Rasa Sakit, Sambil Aku Meminta Pertolongan Dari Allah Dengan Bertawasul Kepada Beliau Sampai Aku Tertidur. Dalam Tidur, Akupun Di Temui Oleh Beliau Yg Datang Dengan Mengendarai Keledai Serta Di Belakangnya Beberapa Anak Kecil, Seraya Mereka Berucap; “Ya.. Hanan, Ya.. Manan.. ‘Afi Sulaiman”. Setelah Tiba Waktu Pagi, Akupun Sembuh Seperti Sediakala”.
Di Ceritakan Oleh Salah Seorang Muridnya; “Suatu Ketika Aku Duduk Di Samping Guruku Syekh Alaydrus Sedangkan Beliau Sedang Tertidur Pulas. Manakala Tiba Waktu Sholat, Akupun Mencoba Membangunkan Beliau, “Telah Tiba Waktu Sholat” Ujarku, Namun Beliau Menjawab “Aku Telah Sholat”, Jawaban Ini Membuat Aku Heran “Sungguh, Semenjak Tadi Aku Bersamamu, Dan Tidak Melihat Engkau Melakukan Sholat!!” Kataku. Beliau Menjawab “Aku Menjadi Imam Dalam Sholat Berjama’ah Di Masjid Kita”. Jawaban Beliau Membuat Muridnya Makin Heran, Akhirnya Dia Keluar Rumah Dan Menanyakannya Kepada Para Jama’ah Sholat Yg Telah Bubar, “Siapa Yg Menjadi Imam Dalam Sholat Kalian?”. Tanya Si Murid. “Yg Menjadi Imam Sholat Kami Adalah Syekh Abdullah Alaydrus” Tegas Para Jama’ah.
Beliau Wafat Pada Hari Ahad Sebelum Tiba Waktu Zuhur, Tanggal 12 Romadhan Tepat Pada Tahun 865 H, Dalam Usia 54 Tahun, Dan Di Makamkan Di Pekuburan ‘Zanbal’. Pada Saat Kewafatan Beliau, Penduduk Tarim Mengira Kiamat Sudah Tiba, Karna Begitu Dalam Kedukaan Yg Menyayat Hati Mereka.
diantara karangan beliau yang terkenal adalah Rotib Alydrus. Adapun Keutamaan Rotib/Amalan Ini Sangat Banyak Di Antaranya Ialah; Barangsiapa Yg Membacanya Setiap Selesai Sholat Subuh Dan Magrib, Segala Niat Dan Hajatnya Akan Segera Di Tunaikan Oleh Allah, Dia Akan Di Berikan Ketenangan Dalam Jiwanya, Kemudahan Dalam Mencari Ilmu Dan Di Luaskan Rizqinya, Dan Yg Paling Utama Ialah Keluar Dari Dunia Dalam Keadaan Husnul Khotimah. Karna Ini Adalah Amalan Para Ulama Dan Auliya Bani ‘Alawy.
Dan ucapan Shohibur Raatib kepada murid-
muridnya :
BARANG SIAPA YANG MASUK DALM
PENDENGARAN YANG SIA-SIA, MKA IA TELAH BERADA DALM KERUGIAN YANG BESAR.
* NASEHAT-NASEHAT BELIAU YANG TERTUANG DALAM KITAB ALKIBRATUL AHMAR:
Peraslah jasadmu dengan mujahadah (memerangi hawa nafsu dunia) sehingga keluar minyak kemurnian.
Barangsiapa yang menginginkan keridhoan ALLAH hendaklah mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, karena keajaiban dan kelembutan dari ALLAH SWT pada saat di akhir malam.
Siapapun dengan kesungguhan hati mendekatkan diri pada ALLAH maka terbukalah khazanah ALLAH SWT
Diantara waktu yang bernilai tinggi merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi diantara Zuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai ba’da Sholat Shubuh.
Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai
Keridhoan ALLAH dan RosulNya terletak pada muthalaah (mempelajari dan memperdalam) Al- Qur’an dan Hadits serta kitab-kitab agama Islam.
Meninggalkan dan menjauhi ghibah
(menggunjingkan orang) adalah raja atas dirinnya,
menjauhi namimah (mengadu domba) adalah ratu dirinya,
baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya,
duduk bercampur dalam majlis zikir adalah keterbukaan hatinya
Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara (tidak bicara yang jelek) didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaaNya terkandung banyak rahasia
Jangan kau abaikan sedekah setiap hari
sekalipun sekecil atom, perbanyaklah membaca Al-Qur’an setiap siang dan malam hari.
Ciri-ciri orang yang berbahagia adalah
mendapatkan taufik dalam hidupnya banyak ilmu dan amal serta baik perangai tingkah lakunya.
Orang yang berakal ialah orang yang diam (tidak bicara sembarangan)
Orang yang takut kepada ALLAH ialah orang yang banyak sedih (merasa banyak bersalah)
Orang yang roja’ (mengharap ridho ALLAH) ialah orang yang melakukan ibadah
Orang mulia ialah orang yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dalam ridha ALLAH SWT yang didambakan dalam hidupnya
Orang yang bertaubat ialah yang banyak menyesali perbuatannya, menjauhi pendengarannya yang tidak bermanfaat dan mendekatkan diri kepada
ALLAH terutama di masa sekarang.
https://youtu.be/QdzwUHAubCA
Nama Lengkap Beliau Adalah Al-Imam Al-Habib Abdullah Alydrus Bin Abu Bakar Assakran Bin Abdurrahman Assegaf (faqih Muqaddam Tsani), Beliau Adalah Orang Pertama Yg Bergelar Alydrus, Sehingga Tidak Ada Satupun Dari Anak Cucu Rasulullah Di Permukaan Bumi Ini Yg Bermarga “Alydrus” Melainkan Itu Adalah Keturunan Beliau. Beliau Di Lahirkan Di Kota Tarim Pada Sepuluh Yg Awal Bulan Dzul_Hijjah Tahun 811 H.
Kelahiran Tersebut Telah Di Kasyaf (diketahui) Oleh Kakek Beliau Al-Habibul_Imam Abdurrahman Assegaf Faqih (Muqaddam Tsani, Seraya
Mengatakan : ( هُوَ صُوْفِي وَ قْتِهِ ) “Dia Nanti Akan Menjadi Seorang Sufi Besar Pada Zamanya”. Dan Diberi Laqob (Gelar) “Alydrus” Oleh Ayahnya Seraya Berkata; “Itu Adalah Gelar Untuk Penghulu Para Imam“. Berkata Imam Al_Jauhariy; (Alydrus) Itu Adalah Nama Dari Sekian Banyak Nama-Nama Singa Sang Raja Rimba, Sebagaimana Sang Singa Menjadi Raja Dari Semua Binatang-Binatang Buas Di Rimba Belantara, Maka Habib Abdullah Alaydrus Menjadi Raja Dan Penghulu Dari Semua Aulia-Aulia Pada Zamannya.
Beliau Memiliki Banyak Karomah, Diantaranya Seperti Di Ceritakan Dalam Kitab “Almasyraur_Rowi” Bahwasanya Beliau Pernah Berkata Kepada Para Murid-Muridnya “Barangsiapa Yg Menulis Kitab Ihya ‘Ulumuddin (Karangan Imam Al-Ghozali) Dan Menjadikanya Empat Puluh Jilid, Dengan Ijin Allah, Aku Beri Jaminan Dia Akan Masuk Syurga”, Maka Bersegaralah Penduduk Negeri Ketika Itu Berlomba Dalam Menulis Kitab Tersebut, Di Antara Mereka Ialah Murid Beliau Sendiri Al-Allamah Abdullah Bin Ahmad Baa_Kutsair, Setelah Penulisanya Rampung, Dia Hiasi Kitab Tersebut Dengan Hiasan Yg Sangat Indah, Di Setiap Jilidnya Di Balut Oleh Kain Yg Sangat Bagus.
Maka Manakala Al-Habib Abdullah Alaydrus Melihatnya, Beliau Terkesima Seraya Berkata; “Engkau Telah Menambahnya Dengan Hiasan Yg Sangat Indah, Maka Engkaupun Akan Aku Berikan Tambahan Imbalan, Katakan Apa Permintaan Mu? ”, “Aku Ingin Melihat Syurga Di Dalam Dunia Ini” Kata Muridnya. Beliau Menjawab: ”Dengan Syarat Engkau Tidak Tinggal Di Sini Lagi”, Muridnya pun Menerima Persyaratan Itu. Maka Beliaupun Memenuhi Permintaannya Tersebut, Waktu Itu Juga Si Murid Di Masukan Oleh Beliau Ke Dalam Syurga Dengan Kaifiyah Yg Sulit Di Ceritakan. Setelah Berselang Beberapa Saat, Si Muridpun Kembali Beliau Keluarkan. Ketika Keluar, Wajah Si Murid Di Penuhi Oleh Cahaya Yg Terang Benderang, Bau Harum Yg Semerbak Keluar Dari Tubuhnya, Dan Kakinya Berubah Warna Kemerah-Merahan Karna Menginjak Rumput-Rumput Syurga Yg Terbuat Dari Misik Dan Ambar. Sesuai Persyaratan Sang Guru, Dia Tidak Boleh Tinggal Di Yaman Lagi, Maka Beliaupun Pindah, Dan Tidak Ada Satu Tanah Pun Di Permukaan Bumi Ini Yg Cocok Dengan Kaki Beliau Yg Telah Menginjak Rumput2 Syurga Melainkan Hanya Tanah Haram Di Mekkah. Beliaupun Pindah Dan Tinggal Di Sana Hingga Wafat.
Di Ceritakan Oleh Syekh Sulaiman Bin Ahmad, “Suatu Ketika, Aku Pernah Sakit Di Negri Yg Mayoritas Penduduknya Orang Kafir, Hingga Sulit Bagiku Untuk Mendapat Bantuan. Aku Teringat Akan Sehelai Kain Kepunyaan Habib Abdullah Alaydrus Yg Aku Bawa, Kain Tersebutpun Aku Selimutkan Ke Tubuhku Yg Menahan Rasa Sakit, Sambil Aku Meminta Pertolongan Dari Allah Dengan Bertawasul Kepada Beliau Sampai Aku Tertidur. Dalam Tidur, Akupun Di Temui Oleh Beliau Yg Datang Dengan Mengendarai Keledai Serta Di Belakangnya Beberapa Anak Kecil, Seraya Mereka Berucap; “Ya.. Hanan, Ya.. Manan.. ‘Afi Sulaiman”. Setelah Tiba Waktu Pagi, Akupun Sembuh Seperti Sediakala”.
Di Ceritakan Oleh Salah Seorang Muridnya; “Suatu Ketika Aku Duduk Di Samping Guruku Syekh Alaydrus Sedangkan Beliau Sedang Tertidur Pulas. Manakala Tiba Waktu Sholat, Akupun Mencoba Membangunkan Beliau, “Telah Tiba Waktu Sholat” Ujarku, Namun Beliau Menjawab “Aku Telah Sholat”, Jawaban Ini Membuat Aku Heran “Sungguh, Semenjak Tadi Aku Bersamamu, Dan Tidak Melihat Engkau Melakukan Sholat!!” Kataku. Beliau Menjawab “Aku Menjadi Imam Dalam Sholat Berjama’ah Di Masjid Kita”. Jawaban Beliau Membuat Muridnya Makin Heran, Akhirnya Dia Keluar Rumah Dan Menanyakannya Kepada Para Jama’ah Sholat Yg Telah Bubar, “Siapa Yg Menjadi Imam Dalam Sholat Kalian?”. Tanya Si Murid. “Yg Menjadi Imam Sholat Kami Adalah Syekh Abdullah Alaydrus” Tegas Para Jama’ah.
Beliau Wafat Pada Hari Ahad Sebelum Tiba Waktu Zuhur, Tanggal 12 Romadhan Tepat Pada Tahun 865 H, Dalam Usia 54 Tahun, Dan Di Makamkan Di Pekuburan ‘Zanbal’. Pada Saat Kewafatan Beliau, Penduduk Tarim Mengira Kiamat Sudah Tiba, Karna Begitu Dalam Kedukaan Yg Menyayat Hati Mereka.
diantara karangan beliau yang terkenal adalah Rotib Alydrus. Adapun Keutamaan Rotib/Amalan Ini Sangat Banyak Di Antaranya Ialah; Barangsiapa Yg Membacanya Setiap Selesai Sholat Subuh Dan Magrib, Segala Niat Dan Hajatnya Akan Segera Di Tunaikan Oleh Allah, Dia Akan Di Berikan Ketenangan Dalam Jiwanya, Kemudahan Dalam Mencari Ilmu Dan Di Luaskan Rizqinya, Dan Yg Paling Utama Ialah Keluar Dari Dunia Dalam Keadaan Husnul Khotimah. Karna Ini Adalah Amalan Para Ulama Dan Auliya Bani ‘Alawy.
Dan ucapan Shohibur Raatib kepada murid-
muridnya :
BARANG SIAPA YANG MASUK DALM
PENDENGARAN YANG SIA-SIA, MKA IA TELAH BERADA DALM KERUGIAN YANG BESAR.
* NASEHAT-NASEHAT BELIAU YANG TERTUANG DALAM KITAB ALKIBRATUL AHMAR:
Peraslah jasadmu dengan mujahadah (memerangi hawa nafsu dunia) sehingga keluar minyak kemurnian.
Barangsiapa yang menginginkan keridhoan ALLAH hendaklah mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, karena keajaiban dan kelembutan dari ALLAH SWT pada saat di akhir malam.
Siapapun dengan kesungguhan hati mendekatkan diri pada ALLAH maka terbukalah khazanah ALLAH SWT
Diantara waktu yang bernilai tinggi merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi diantara Zuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai ba’da Sholat Shubuh.
Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai
Keridhoan ALLAH dan RosulNya terletak pada muthalaah (mempelajari dan memperdalam) Al- Qur’an dan Hadits serta kitab-kitab agama Islam.
Meninggalkan dan menjauhi ghibah
(menggunjingkan orang) adalah raja atas dirinnya,
menjauhi namimah (mengadu domba) adalah ratu dirinya,
baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya,
duduk bercampur dalam majlis zikir adalah keterbukaan hatinya
Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara (tidak bicara yang jelek) didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaaNya terkandung banyak rahasia
Jangan kau abaikan sedekah setiap hari
sekalipun sekecil atom, perbanyaklah membaca Al-Qur’an setiap siang dan malam hari.
Ciri-ciri orang yang berbahagia adalah
mendapatkan taufik dalam hidupnya banyak ilmu dan amal serta baik perangai tingkah lakunya.
Orang yang berakal ialah orang yang diam (tidak bicara sembarangan)
Orang yang takut kepada ALLAH ialah orang yang banyak sedih (merasa banyak bersalah)
Orang yang roja’ (mengharap ridho ALLAH) ialah orang yang melakukan ibadah
Orang mulia ialah orang yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dalam ridha ALLAH SWT yang didambakan dalam hidupnya
Orang yang bertaubat ialah yang banyak menyesali perbuatannya, menjauhi pendengarannya yang tidak bermanfaat dan mendekatkan diri kepada
ALLAH terutama di masa sekarang.
Rabu, 20 September 2017
KHUSYUK SOLAT MENURUT IMAM AL-GHAZALI
KHUSYUK SOLAT MENURUT IMAM AL-GHAZALI
MENURUT IMAM AL-GHAZALI,UNTUK MENGHADIRKAN KHUSYUK DI DALAM SOLAT,ADA ENAM PERKARA YANG PERLU KITA LAKUKAN SEMASA MENGERJAKAN SOLAT.
1.HUDHUR AL-QLABI..IAITU MENGHADIRKAN HATI KITA KETIKA MENUNAIKAN SOLAT IAITU DENGAN MEMBUANG DARI HATI SEGALA YANG TIDAK ADA KENA MENGENA DENGAN SOLAT KITA.
2.AT-TAFAHHUM..IAITU BERUSAHA MEMAHAMI IAITU MELAKUKAN USAHA UTK MEMAHAMI SEGALA PERKARA YANG DILAKUKAN DI DALAM SOLAT SAMA ADA PERBUATAN ATAU YANG DIBACA/DIUCAPKAN.
3.AT-TA'DZIEM..IAITU MERASAI KEBESARAN ALLAH IAITU DENGAN MERASAI DIRI TERLALU KERDIL DI HADAPAN ALLAH.
4.AL-HAIBAH'...IAITU MERASA GERUN TERHADAP KEAGUNGAN ALLAH DAN SIKSAAN-NYA
5.AR-RAJA...IAITU SENTIASA MENARUH HARAPAN BESAR KEPADA ALLAH MUDAH-MUDAHAN SOLAT YANG DIKERJAKAN AKAN DITERIMA DAN DIGANJARI OLEH ALLAH.
6.AL-HAYA'...IAITU MERASA MALU TERHADAP ALLAH DI ATAS SEGALA KEKURANGAN DAN KECACATAN YANG TERDAPAT DI DALAM SOLAT
MENURUT IMAM AL-GHAZALI,UNTUK MENGHADIRKAN KHUSYUK DI DALAM SOLAT,ADA ENAM PERKARA YANG PERLU KITA LAKUKAN SEMASA MENGERJAKAN SOLAT.
1.HUDHUR AL-QLABI..IAITU MENGHADIRKAN HATI KITA KETIKA MENUNAIKAN SOLAT IAITU DENGAN MEMBUANG DARI HATI SEGALA YANG TIDAK ADA KENA MENGENA DENGAN SOLAT KITA.
2.AT-TAFAHHUM..IAITU BERUSAHA MEMAHAMI IAITU MELAKUKAN USAHA UTK MEMAHAMI SEGALA PERKARA YANG DILAKUKAN DI DALAM SOLAT SAMA ADA PERBUATAN ATAU YANG DIBACA/DIUCAPKAN.
3.AT-TA'DZIEM..IAITU MERASAI KEBESARAN ALLAH IAITU DENGAN MERASAI DIRI TERLALU KERDIL DI HADAPAN ALLAH.
4.AL-HAIBAH'...IAITU MERASA GERUN TERHADAP KEAGUNGAN ALLAH DAN SIKSAAN-NYA
5.AR-RAJA...IAITU SENTIASA MENARUH HARAPAN BESAR KEPADA ALLAH MUDAH-MUDAHAN SOLAT YANG DIKERJAKAN AKAN DITERIMA DAN DIGANJARI OLEH ALLAH.
6.AL-HAYA'...IAITU MERASA MALU TERHADAP ALLAH DI ATAS SEGALA KEKURANGAN DAN KECACATAN YANG TERDAPAT DI DALAM SOLAT
Isnin, 18 September 2017
Selawat Sultan & ratib fatihah habib umar al hafidz hadramaut yaman
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صلي على محمد
Telah berkata Hujjatul Islam Mujaddidul Millah As-Syeikh Abd Wahhab As-Sya’rani As-Syafie Al-Alawiy Radhiyallahu Anhu dalam Kitab Lawaqi-’ul Anwar al-Qudsiyyah fil ‘Uhuudil Muhammadiyah :
“Ketahui wahai saudaraku bahawa jalan untuk sampai ke hadrat Allah Subhanahu Wa Taala daripada jalan berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam adalah sedekat-dekat jalan kepada Allah.”
Dan telah berkata olehnya lagi Radhiyallahu Anhu pada tempat yang lain.
“Maka jika membanyak oleh engkau daripada berselawat dan bersalam atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam boleh jadi engkau sampai kepada maqam melihat Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wassalam. Dan iaitulah cara yang dibawa oleh as-Syeikh Nuruddin as-Syuuni dan Syeikh Ahmad az-Zawawi dan as-Syeikh Muhammad bin Daud al-Manzalaawi dan satu kelompok daripada syeikh-syeikh sezaman. Maka berkekalanlah setiap daripada mereka berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan membersih oleh mereka daripada segala dosa(yakni berselawat) sehingga berhimpun bersama Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam secara Yaqozhoh pada bila-bila masa yang dikehendaki. Dan sesiapa yang tidak berhasil baginya akan pertemuan ini (berhimpun bersama Rasulullah) maka adalah dia hingga sekarang ini (masa tidak bertemu lagi) tidak memperbanyakkan membaca selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam akan sebagai banyak yang dituntut bagi menghasilkan baginya maqam ini.”
Dan telah berkata Ibnu Farhun al-Qurthubi al-Maliki Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya pada selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam ada 10 karomah :-
1. Yang terbesar dapat selawat daripada Raja Yang Maha Gagah.
2. Mendapat syafaat Sayyidina Muhammad.
3. Mengikut sunnah Malaikat.
4. Menyalahi orang-orang Munafik dan Kuffar.
5. Memadamkan kesalahan dan dosa.
6. Membantu menunaikan hajat dan permintaan.
7. Menyinari zahir dan batin.
8. Kejayaan dari negeri kebinasaan.
9. Memasuki negeri yang kekal abadi.
10. Ucapan selamat dari Allah.”
Dan telah berkata as-Syeikh al-Hadhrami Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam satu tangga, tempat naik, dan jalan kepada Allah Taala sekiranya tiada bagi Tholib itu Syeikh yang Mursyid.”
Dan telah berkata anak muridnya al-Wali al-Kamil Sayyidi Ahmad Zuruq al-Maliki Radhiyallahu Anhu tuan al-Qowa-idush Shufiah :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam mengangkat semangat orang yang sedang berhadap jika adalah orang itu pada maqam yang terumbang-ambing kerana bahawasanya menyebut selawat itu Nur dan Hidayah.”
Dan telah berkata al-Allamah al-Kamil al-Wali al-Washil as-Syeikh as-Sunusi Radhiyallahu Anhu :
“Sesiapa tiada Syeikh yang Mursyid maka memperbanyaklah oleh dia daripada selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam. Maka sesungguhnya selawat itu menyampaikan kepada pembukaan yang nyata.”
Dan telah berkata Syeikhul Islam al-Hafidz Ibnu Hajar :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam membuka kimia kejayaan akan beberapa pintu yang tidak boleh dibuka oleh yang lainnya.”
Dan terdapat didalam Bughyatus Saalik bagi Imam as-Saahili Radhiyallahu Anhu :
“Bahawa diantara sebesar-besar hasil dan sebaik-baik faedah yang diusahakan dengan selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam ialah tercetak gambar (wajah) Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam pada diri seseorang itu akan sebagai cetakan yang lekat yang berakar umbi. Dan untuk demikian itu akan menghasilkan – dengan syarat mengekali atas berselawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam dengan tujuan yang ikhlas serta mengikut syarat-syarat, adab-adab dan memahami makna-makna hingga tetaplah pada seseorang itu di dalam batinnya akan sebagai tetap yang benar lagi suci – cantuman nafas orang yang berselawat dengan nafas Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan bermesra-mesra diantara keduanya pada tempat yang dekat dan suci akan sebagai mesra yang dengan sekira-kira tidak dapat dibezakan lagi. Maka seseorang itu beserta sesiapa yang disayanginya.”
اللهم صلي على محمد
Telah berkata Hujjatul Islam Mujaddidul Millah As-Syeikh Abd Wahhab As-Sya’rani As-Syafie Al-Alawiy Radhiyallahu Anhu dalam Kitab Lawaqi-’ul Anwar al-Qudsiyyah fil ‘Uhuudil Muhammadiyah :
“Ketahui wahai saudaraku bahawa jalan untuk sampai ke hadrat Allah Subhanahu Wa Taala daripada jalan berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam adalah sedekat-dekat jalan kepada Allah.”
Dan telah berkata olehnya lagi Radhiyallahu Anhu pada tempat yang lain.
“Maka jika membanyak oleh engkau daripada berselawat dan bersalam atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam boleh jadi engkau sampai kepada maqam melihat Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wassalam. Dan iaitulah cara yang dibawa oleh as-Syeikh Nuruddin as-Syuuni dan Syeikh Ahmad az-Zawawi dan as-Syeikh Muhammad bin Daud al-Manzalaawi dan satu kelompok daripada syeikh-syeikh sezaman. Maka berkekalanlah setiap daripada mereka berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan membersih oleh mereka daripada segala dosa(yakni berselawat) sehingga berhimpun bersama Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam secara Yaqozhoh pada bila-bila masa yang dikehendaki. Dan sesiapa yang tidak berhasil baginya akan pertemuan ini (berhimpun bersama Rasulullah) maka adalah dia hingga sekarang ini (masa tidak bertemu lagi) tidak memperbanyakkan membaca selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam akan sebagai banyak yang dituntut bagi menghasilkan baginya maqam ini.”
Dan telah berkata Ibnu Farhun al-Qurthubi al-Maliki Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya pada selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam ada 10 karomah :-
1. Yang terbesar dapat selawat daripada Raja Yang Maha Gagah.
2. Mendapat syafaat Sayyidina Muhammad.
3. Mengikut sunnah Malaikat.
4. Menyalahi orang-orang Munafik dan Kuffar.
5. Memadamkan kesalahan dan dosa.
6. Membantu menunaikan hajat dan permintaan.
7. Menyinari zahir dan batin.
8. Kejayaan dari negeri kebinasaan.
9. Memasuki negeri yang kekal abadi.
10. Ucapan selamat dari Allah.”
Dan telah berkata as-Syeikh al-Hadhrami Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam satu tangga, tempat naik, dan jalan kepada Allah Taala sekiranya tiada bagi Tholib itu Syeikh yang Mursyid.”
Dan telah berkata anak muridnya al-Wali al-Kamil Sayyidi Ahmad Zuruq al-Maliki Radhiyallahu Anhu tuan al-Qowa-idush Shufiah :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam mengangkat semangat orang yang sedang berhadap jika adalah orang itu pada maqam yang terumbang-ambing kerana bahawasanya menyebut selawat itu Nur dan Hidayah.”
Dan telah berkata al-Allamah al-Kamil al-Wali al-Washil as-Syeikh as-Sunusi Radhiyallahu Anhu :
“Sesiapa tiada Syeikh yang Mursyid maka memperbanyaklah oleh dia daripada selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam. Maka sesungguhnya selawat itu menyampaikan kepada pembukaan yang nyata.”
Dan telah berkata Syeikhul Islam al-Hafidz Ibnu Hajar :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam membuka kimia kejayaan akan beberapa pintu yang tidak boleh dibuka oleh yang lainnya.”
Dan terdapat didalam Bughyatus Saalik bagi Imam as-Saahili Radhiyallahu Anhu :
“Bahawa diantara sebesar-besar hasil dan sebaik-baik faedah yang diusahakan dengan selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam ialah tercetak gambar (wajah) Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam pada diri seseorang itu akan sebagai cetakan yang lekat yang berakar umbi. Dan untuk demikian itu akan menghasilkan – dengan syarat mengekali atas berselawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam dengan tujuan yang ikhlas serta mengikut syarat-syarat, adab-adab dan memahami makna-makna hingga tetaplah pada seseorang itu di dalam batinnya akan sebagai tetap yang benar lagi suci – cantuman nafas orang yang berselawat dengan nafas Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan bermesra-mesra diantara keduanya pada tempat yang dekat dan suci akan sebagai mesra yang dengan sekira-kira tidak dapat dibezakan lagi. Maka seseorang itu beserta sesiapa yang disayanginya.”
KUTBAH JUMAAT TERBAIK MEKAH AL MUKAROMAH TAJUK : BALASAN PERBUATAN MANUSIA
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صلي على محمد .(صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ)
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ حَكَمَ وَقَدَرَ، وَبَشَّرَ وَأَنْذَرَ، أَقَامَ هَذَا الكَوْنَ عَلَى المِيْزَانِ وَالعَدْلِ، اِمْتَنَّ عَلَى مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ بِفَضْلٍ، أَحْمَدُهُ – سُبْحَانَهُ – حَمْدًا يَلِيْقُ بِحِكْمَتِهِ البَالِغَةِ وَالقُدْرَتِهِ البَاهِرَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَسِعَ كُلُّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا، وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ قُدْرَةً وَحُكْمًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المِيْزَانُ الأَكْبَرُ، وَالسِرَاجُ الأَزْهَرُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى الآلِ الطَّيِّبِيْنَ السَادَةِ، وَالصَّحَابَةِ أُوْلِي القُوَّةِ وَالْأَبْصَارِ وَالرِّيَادَةِ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا مَا سَبَّحَتِ الأَفْلَاكُ الدَائِرَةُ، وَالخَلَائِقُ المُتَكَاثِرَةُ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ –عِبَادَ اللهِ – وَرَاقِبُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّكُمْ إِنْ تَتَّقُوْا اللهَ يَجْعَلَّكُمْ فُرْقَانًا وَنُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهِ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ ذُوْ الفَضْلِ العَظِيْمِ.
Kaum muslimin,
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan takdir-takdir yang pasti. Tidak berubah dan tak berganti. Orang yang cerdas tentu dia berusaha untuk mengetahui tentang ketetapan ilahi ini. Agar ia bisa beramal sesuai dengan tuntutannya. Ia berusaha tidak menempuh jalan yang bertabrakan atau yang menyelisihinya. Ia pun hidup di dunia dengan kehidupan yang mulia. Ia mendapat taufik dan bahagia. Dan di akhirat baginya balasan pahala dan kenikmatan.
Di antara takdir Allah yang agung ini, ketentuan yang berpengaruh besar bagi hidup manusia, dan keadaan akhir di tempat kembali mereka, adalah ketentuan Allah berupa al-jaza min jinsil amal “Balasan akan didapat sesuai dengan amal perbuatan”. Orang yang berbuat baik, akan mendapat balasan kebaikan. Dan orang yang berbuat jahat, akan mendapat balasan yang buruk.
Inilah ketentuan ilahi. Salah satu prinsip dari banyak prinsip yang menegaskan bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Mampu. Prinsip pembalasan Rabbani ini senantiasa terjadi saat di dunia dengan berdasarkan keadilan. Tidak ada keberpihakan kepada person tertentu.
Seandainya manusia merenungi dalam permasalah-permasalahan mereka. Memikirkan apa yang yang sedang mereka jalani. Mereka akan mendapati sunnatullah ini berlaku pada kehidupan mereka dalam setiap sisinya. Mereka akan memahami betapa bijaksananya Allah dalam menetapkan takdir dan ketentuan-Nya. Kebaikan tidak akan disia-siakan. Perbuatan dosa tidak akan dilupakan. Dia yang memberi balasan kekal selamanya. Sebagaimana Anda melakukan sesuatu, maka Anda akan mendapatkan balasan setimpal. Sebagaimana Anda memberi, sekadar itu pula Anda akan diberi.
Betapa menakjubkannya kasih sayang Allah. Dia merahmati seorang pelacur karena wanita tersebut menyayangi hewan yang hampir binasa karena kehausan. Bukankah sesuatu yang dahsyat, ketika Dia menenggelamkan Qarun dan segala harta yang dimilikanya ke dalam bumi, karena Qarun sombong dan senantiasa berbuat dosa? Qarun memberi ujian dan kegoncangan iman orang-orang terhadap Rabb mereka.
Kemudian perhatikan pula apa yang menimpa para sahabat Rasulullah ﷺ pada Perang Uhud. Hingga mereka mengatakan, “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” (QS:Ali Imran | Ayat: 165). Dan Allah ﷻ dengan hikmah dan keadilan-Nya menjawab, Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS:Ali Imran | Ayat: 165).
Ini adalah ketentuan Rabbani. Dialah yang memberi balasan dengan penuh keadilan. Balasan amalan seorang hamba sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Hal ini senantiasa berlaku secara syar’i, qadari, waktu, dan tempat. Penjelasan seperti ini diterangkan lebih dari 100 ayat dalam Alquran. Dan banyak juga hadits-hadits Nabi yang menetapkan kepastian ini. Sehingga ketentuan ini benar-benar memberi keyakinan pada jiwa.
Pernahkan Anda mendengar firman Allah ﷻ?
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS:Ar-Rahmaan | Ayat: 60).
Sudahkah pula Anda membaca firman Allah ﷻ?
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 123).
Sungguh berulang-ulang ayat dalam menjelaskan balasan orang-orang yang beriman dan bertakwa. Mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik. Dibukakan untuk mereka pintu-pintu rahmat dan kebahagian. Dimudahkan urusan mereka. Diangkat bencana dan musibah yang mereka alami. Diri-diri mereka dijaga dan dicukupi. Demikian juga istri dan anak-anak mereka. Mereka ditolong dan dimuliakan. Itulah balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dan mengikhlaskan diri kepada-Nya, maka Dia akan dijaga dari yang haram. Allah ﷻ memalingkan mereka dari perbuatan buruk dan keji. Allah jadikan lisan mereka jujur.
كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang tulus.” (QS:Yusuf | Ayat: 24).
Siapa yang tulus beribadah kepada Allah, dengan memperbaiki lisan dan amalnya, maka Allah pun akan mewujudkan kebaikan untuknya. Dia berikan ilmu dan hikmah kepada orang tersebut. Dia jadikan orang itu diterima di tengah khalayak. Dia jadikan orang-orang cenderung, simpatik, cinta, dan sayang kepadanya.
Adapun hamba-hamba Allah yang lemah, yang terzalimi, dan yang ditindas, maka dengarlah balasan Allah ﷻ untuk mereka dalam firman-Nya,
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)…” (QS:Al-Qashash | Ayat: 5-6).
Kaum muslimin,
Akhir dan tempat kembali yang baik adalah surga. Terkadang kita lihat orang yang sudah tua dalam keadaan sehat, tenang, dan ridha. Hal ini disebabkan karena ia mempersembahkan masa mudanya kepada Allah ﷻ. Ia menjaga batasan-batasan Allah ﷻ di masa muda. Saat tua, Allah ﷻ pun menjaganya. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah batas-batas Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah batas-batas Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu.” (HR. at-Tirimidzi).
Ada orang yang ditimpa musibah, tapi dia merasa ridha. Allah memberi petunjuk kepada hatinya. Sehingga ia ridha terhadap semua ketetapan Allah. Orang yang demikian, maka balasan untuknya adalah kebaikan pula. Allah datangkan kebaikan untuknya dari sisi musibah yang menimpanya. Yang demikian hanya didapatkan oleh orang-orang yang beriman. Dan akibat yang baiklah bagi orang-orang yang bertakwa.
Ibadallah,
Renungkanlah! Renungkanlah keadaan orang-orang yang Allah naungi dalam naungan-Nya di Padang Mahsyar. Bagaimana kesabaran mereka saat hidup di dunia. Mereka menahan beratnya rintangan meniti jalan Allah. Akhir keadaan mereka adalah bahagia. Mereka mendapat naungan yang meneduhkan. Di saat orang-orang lainnya berada dalam derita karena teriknya panas matahari.
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (QS:Al-Insaan | Ayat: 12).
Barangsiapa yang menundukkan pandangannya, menjaga pendengaran dan lisannya dari yang haram, maka Allah memberikan cahaya pada penglihatan dan hatinya. Allah bukakan untuknya pintu pemahaman, ilmu, dan benar dalam ucapan. Ini adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang lebih besar daripada kelezatan saat menikmati yang haram.
Kalimat dan ucapan yang baik adalah bentuk ridha Allah. seorang yang mengucapkan kalimat yang baik, Allah akan mencatat untuknya keridhaan-Nya di hari kiamat.
Berbakti kepada kedua orang tua dan bersilaturahim akan menyampaikan seseorang pada rahmat dan kasih sayang Allah.
Orang-orang beriman yang beristighfar, Allah catatkan untuk mereka kebaikan-kebaikan. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pula. Siapa yang berinfak, Allah pun akan berinfak padanya. Siapa yang menolong saudaranya, maka Allah juga akan menolongnya. Orang-orang yang disayangi Allah adalah mereka yang juga penyayang kepada sesama.
Semua itu menunjukkan berlakunya Sunnah Rabbani ini. balasan yang mereka dapat sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Al-jaza min jinsil ‘amal.
Allah ﷻ membalas Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan kebaikan. Dia menjadikan Ibrahim sebagai imam yang diteladani. Allah memberi cahaya pada ucapan dan perbuata Nabi Ibrahim. Derajat demikian beliau dapatkan setelah melewati berbagai macam ujian. Dalam ujian itu Nabi Ibrahim tetap menyempurnakan ketaatannya. Allah ﷻ melihat kesabarannya, ketenangannya, dan sifatnya yang mudah kembali kepada Allah.
Lihatlah pula bagaimana Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Berbagai musibah dan derita menerpanya. Semua itu menjadi sebab beliau dijadikan pemimpin di dunia. Dan akhir yang baik pula untuk beliau.
Dan penghulunya para nabi dan rasul, Nabi Muhammad ﷺ, diuji dengan musibah yang besar. Namun beliau tetap menyempurnakan ubudiyah-nya. Ia menyempurnakan dan membaguskan ibadahnya. Allah ﷻ angkat derajat beliau di dunia. Dia jadikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin semua makhluknya. Beliau ﷺ mendapatkan kedudukan yang mulia di dunia dan akhirat.
Lihat pula istri beliau yang suci dan yang diridhai, Khadijah radhiallahu ‘anha. Allah ﷻ beri kabar gembira kepada Khadijah dengan rumah di surga. Sebagai balasan karena dia adalah orang yang paling cepat beriman kepada Rasulullah ﷺ. Ia bersegera menuju kemuliaan. Ia benar-benar berkorban dalam menemani Rasulullah. Ia curahkan jiwa dan hartanya untuk membantu suaminya. Ia tunaikan hak sang suami. Tanpa rasa jenuh dan bosan. Tanpa mengangkat suara dan ingkar.
Banyak sekali dalil dan kisah yang menginformasikan kepada seluruh manusia bahwasanya al-jaza min jinsil amal, balasan itu tergantung dari perbuatannya.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 7).
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 8).
Ayyuhal muslimun,
Ada peristiwa yang luar biasa berikaitan dengan Sunnah Ilahiyah ini (al-jaza min jinsil amal). Barangsiapa yang melupakan Allah, maka Allah pun akan melupakannya. Allah tidak peduli dengannya. Barangsiapa yang ingin didengar orang perbuatan baiknya, maka Allah perdengarkan pula keburukannya pada manusia. Jadilah ia rendah dan hina. Siapa yang ingin dilihat kebaikannya, maka perlihatkan pula keburukannya. Siapa yang mencari-cari aib dan kesalahan seorang muslim, maka Allah akan mencari-cari aib dan kesalahannya pula. Sehingga ia dipermalukan. Siapa yang sengaja melenceng dari petunjuk, maka Allah semakin palingkan dan tunda-tunda adzab untuknya. Siapa yang berpaling dari peringatan Allah, maka baginya kehidupan yang sempit dan menderita.
Barangsiapa yang menyebabkan seorang mukmin menderita, tersiksa, terbunuh, dan terbakar, Allah akan kalahkan dia dengan hina, rendah, dan murka. Dan baginya adzab yang membakar di akhirat.
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS:Al-Buruuj | Ayat: 10).
Orang-orang munafik dan melakukan kejahatan. Mereka mengolok-olok orang-orang yang beriman. Menertawakan orang-orang yang beriman untuk mengejeknya. Al-jaza min jinsil amal, balasan yang mereka dapatkan sesuai apa yang mereka perbuat.
فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ. عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ. هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS:Al-Muthaffif | Ayat: 34-36).
Ada orang-orang yang mengadakan tipu daya terhapad syariat dan hukum-hukum Allah. Mereka merubah dan menggantinya. Mereka memalingkan maksudnya karena mengikuti hawa nafsu orang-orang yang zalim. Mereka mengganti tampilan dan bentuknya. Mereka membeli derajat kehinaan. Allah telungkupkan hati mereka sehingga mereka tidak mengenal kebaikan sebagai kebaikan. Dan tidak mengingkari suatu kemungkaran. Segala sesuatu hanya mereka nilai berdasarkan hawa nafsu semata.
Allah ﷻ juga memberi ancaman kepada mereka yang tidak membayar zakat dengan adzab berupa timah yang membakar dahi-dahi mereka, perut-perut mereka, dan punggung-punggung mereka. Itulah timah panas yang sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Karena al-jaza min jinsil amal, balasan tergantung perbuatannya. Balasan itu sesuai dengan buruknya perbuatan mereka.
Barangsiapa yang menyembunyikan syariat Allah, menyembunyikan ilmu yang wajib ia sebarkan di tengah umat, dan ia tidak bertaubat dari kesalahan ini, maka bagi mereka laknat Allah dan laknat dari orang-orang yang melaknat. Allah ikat mereka dengan tali kekang dari neraka pada hari kiamat kelak. Itulah balasan yang setimpal.
Ibadallah,
Ketika kita merenungi hukuman-hukuman Allah yang Dia berikan kepada para penentang rasul-rasul, kita dapati kesesuaian dengan dosa dan bentuk perbuatan mereka. Sebagaimana Allah kisahkan kepada kita tentang kaum Nabi Nuh, ‘Ad, Tsamud, Ash-Habul Aikah, kaum Luth, Firaun, Saba’, dll.
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS:Al-‘Ankabuut | Ayat: 40).
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma mengatakan, “Di Madinah ada orang-orang yang memiliki aib-aib. Mereka tidak membicarakan aib orang lain. Allah pun membuat orang-orang diam (tidak membicarakan) aib mereka. Kemudian semuanya wafat, tanpa ada aib (yang diketahui). Kemudian di Madinah ada orang-orang yang tidak tampak memiliki aib. Tapi mereka membicarakan aib orang lain. Lalu Allah bongkar aib mereka. Aib-aib itu masih dikenal sampai orang-orang wafat.”
Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah mengatakan, “Sungguh aku melihat seusatu aib. Tidak ada yang menghalangiku untuk membicarakannya kecuali kekhawatiranku ditimpa yang aib semisalnya.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَقًّا وَصِدْقًا، وَالشُّكْرُ لَهُ تَعَبُّدًا وَرِقًّا، أَكْمَلَ لَنَا الدِيْنَ وَتَمَّتْ كَلِمَاتُهُ صِدْقًا وَعَدْلًا، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى المَبْعُوْثِ بِالهُدَى يَقِيْنًا وَحَقًّا، وَعَلَى الآلِ وَالأَصْحَابِ وَالأَتْبَاعِ دَائِمًا وَأَبَدًا.
وَبَعْدُ….
Kaum muslimin,
Sesungguhnya selalu merasakan bahwa balasan tergantung perbuatan dan menghadirkannya dalam setiap keadaan, akan memberikan rasa yakin kepada seorang hamba, betapa Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana. Betapa Allah mampu melakukan segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya walaupun orang-orang mencoba menyembunyikannya. Hal ini juga menjadikan seseorang senantiasa berada dalam kebaikan dari Allah. Seorang hamba selalu berbaik sangka pada Rabbnya. Selalu berharap rahmat, karamah, kebaikan, dan pahala dari-Nya. Seorang hamba akan merasakan ketenangan dan ridha. Karena dia tahu dengan seyakin-yakinnya, apa yang ia lakukan akan mendapat balasan yang setimpal. Ia tidak bersedih dan tak pula berputus asa. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan prilaku kebajikan.
Barangsiapa yang Allah balas dengan balasan kebaikan. Maka janganlah tertipu dan jangan menjadi sombong. Wajib bagi seorang hamba senantiasa bersyukur dan meminta tambahan. Agar nikmat yang ia dapatkan menjadi langgeng.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS:Ibrahim | Ayat: 7).
Dan barangsiapa yang Allah balas dengan balasan keburukan, janganlah ia berputus asa dari rahmat dan maaf-Nya. Hendaknya ia bersegera bertaubat dan beristighfar. Menjauhi segala hal yang dapat mendatangkan murka dan marah-Nya. Karena tidaklah musibah itu datang kecuali karena dosa, dan akan terangkat dengan taubat.
Sesungguhnya kaum Nabi Yunus ‘alaihissalam, tatkala mereka beriman, Allah angkat dan hilangkan adzab yang menghinakan mereka. Dan Allah beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang dikehendaki-Nya.
Sunnatullah al-jaza min jinsil amal adalah sunnah yang umum untuk semua manusia. Tidak ada yang mendapat pengecualian. Sunnah ini turun kepada siapa saja yang berhak mendapatkannya, di waktu yang tepat berdasarkan ilmu dan kebijaksaan Allah.
Allah ﷻ telah menjelaskan tentang dakwah Nabi Musa ‘alaihissalam kepada Firaun,
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ ۖ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَىٰ أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّىٰ يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir´aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami — akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (QS:Yunus | Ayat: 88).
Doa Nabi Musa dan pengkabulan dari Allah dengan binasanya Firaun dan kaumnya berjarak 40 tahun. Hal ini sebagai dijelaskan oleh para ulama tafsir. Karena itu,
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS:Ibrahim | Ayat: 42).
Terkadang Allah beri tangguh orang-orang zalim dan menentang, tapi Allah tidak lalai dari mereka. Orang-orang zalim itu merasa hebat dengan memerangi dan menumpahkan darah orang-orang tak bersalah. Hingga mereka sangka mereka luput dari hukuman Allah. Kemudian Allah kejutkan mereka dari sisi yang tidak mereka sangka.
Ayyuhal muslimun,
Sesungguhnya Sunnah Rabbani ini, memberikan pengajaran kepada setiap muslim bahwasanya keselamatan hanyalah di tangan Allah. Dia melakukan segala seuatu dengan hikmah-Nya yang luas. Sunnah ini mempertegas bahwa semua anak Adam dalam pengawasan ilmu Allah. Dan anak Adam tidak mengetahui rahasia ketetapan-Nya.
Sebagian anak Adam menentang dan murka. Sebagian dari mereka ragu ketika melihat bagaimana Allah mengatur takdirnya. Dia mengangkat sebagian kaum dan menjatuhkan sebagian yang lain. Dia membukakan pintu dan menutup untuk yang lainnya. Memberi dan mencegah. Mengadzab dan memaafkan. Memberi kekayaan dan menimpakan kemiskinan. Memuliakan dan menghinakan. Menguasakan dan melengserkan. Dan anak Adam merasakan kebijaksanaan dan ilmu Allah.
Wahai anak Adam,
Jika hati Anda membersihkan hati Anda hanya untuk Allah. Anda menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Ridha pada pembagian-Nya. Menyibukkan diri pada hal-hal yang diwajibkan. Meninggalkan apa yang bukan hak Anda. Maka Anda telah melapangkan hati dan membahagiakan hidup Anda. Anda terpuji di sisi Rabb Anda.
Namun apabila Anda tidak ridha dengan apa yang Allah bagikan kepada Anda. Anda menyia-nyiakan apa yang Allah wajibkan. Dan menyibukkan diri pada hal-hal yang tidak bermanfaat untuk Anda. Maka Anda akan diliputi kegundahan dan kesedihan. Dan Allah akan berpaling darimu. Kemudian Anda tidak akan mendapatkan bagian dari dunia kecuali apa yang memang telah Allah tetapkan untuk Anda. Sementara kedudukan Anda di sisi Rabb adalah tercela. Dan balasan memang sesuai dengan apa yang diusahakan.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Sesungguhnya antara Anda dan Allah terdapat kesalahan dan dosa. Antara Anda dan masyarakat ada kekeliruan dan khilaf. Jika Anda ingin Allah mengampunimu dan melupakan kesalahan Anda, maka bersegeralah melaksanakan perintah-Nya dan bertaubat kepada-Nya. Karena Dia sangat sayang kepada hamba-hamba-Nya.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, sungguh betapa pun zalim dan sombongnya Anda. Seberapa buruk penentangan dan pengingkaran. Anda tidak akan luput dari keadilan ilahiyah. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. Jika Dia mengadzab seorang yang zalim, maka Dia tidak akan pandang siapapun.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, jika Anda berbakti kepada kedua orang tua. Menyambung hubungan kekerabatan. Menyangi istri dan anak-anak. Dan berbuat baik kepada sesama manusia. Maka Anda akan merasakan betapa manisnya balasan Allah untukmu. Anda akan melihat dengan mata kepala sendiri balasan dari apa yang telah Anda usahakan. Namun jika Anda tidak peduli dan durhaka kepada orang tua. Memutus hubungan kekerabatan. Mengganggu manusia dengan iri, dengki, dan permusuhan. Maka ketahuilah balasan itu tergantung amal perbuatan.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, barangsiapa yang berusaha mencari makan dari yang halal, maka Allah akan mengabulkan doa-doanya. Barangsiapa yang bertekad untuk meninggalkan perbuatan dosa, maka ia akan merasakan manisnya iman dan dimudahkan segala urusan. Barangsiapa yang membaguskan amal batinnya, maka Allah akan membaguskan amalan lahiriyahnya. Barangsiapa yang mebaguskan antara dirinya dengan Allah, maka Allah akan membaguskan antara dirinya dengan sesama manusia. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Ia tidak mendapatkan kesulitan dan kekurangan. Karena balasan itu tergantung amalnya.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, sesungguhnya amalan-amalan ini dihitung dan dicatat oleh Allah. Kita semua akan membacanya di catatan amal kita di hari perjumpaan dengan-Nya. Siapa yang mendapatkan catatan amalnya baik, hendaklah ia memuji Allah. Dan siapa yang mendapatkan catatan amalnya buruk, maka jangan ia cela kecuali dirinya sendiri. Karena balasan itu tergantung amal perbuatan.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
ثُمَّ صَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى سَيِّدِ البَشَرِيَةِ وَسِرَاجِهَا المُنِيْرُ، فَإِنَّ اللهَ –عَزَّ وَجَلَّ- قَدْ أَمَرَنَا بِاصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَيْهِ؛ حَيْثُ قَالَ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (QS:Al-Ahzab | Ayat: 56).
وَثَبَتَ عَنْهُ –صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ- أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَات، وَرَفَعَ عَشْرَ دَرَجَاتٍ.
فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى حَبِيْبِنَا وَسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ الطَيِّبِيْنَ الطَاهِرِيْنَ، وَعَلَى صَحَابَتِهِ الكِرَامِ الأَبْرَارِ الأَطْهَارِ، وَخُصَّ مِنْهُمْ: أَبَا بَكْرِ الصِّدِّيْقَ، وَعُمَرَ الفَارُوْق، وَعُثْمَانَ ذَا النُوْرَيْنِ، وَعَلِيًّا أَبَا الحَسَنَيْنِ، وَالتَابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ النْصُرْ دِيْنَكَ، وَكِتَابَكَ، وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ، وَعِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ المُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ المُسْلِمِيْنَ فِي فِلَسْطِيْنَ، وَفِي الشَام، وَفِي العِرَاق، وَفِي اليَمَن، وَفِي كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُ وَنَائِبَهُ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُ البِلَادِ وَالعِبَادِ، وَاجْعَلْهُمْ مَفَاتِيْحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِقَ لِلْشَرِّ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا، وَارْزُقْنَا وَاجْبُرْنَا، وَارْفَعْنَا وَلَا تَضَعْنَا، وَأَكْرِمْنَا وَلَا تُهِنَّا، وَكُنْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ عَلَيْنَا، وَانْصُرْنَا وَلَا تَنْصُرْ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ لَا تُشْمِتْ بِنَا عَدْوًا وَلَا حَاسِدًا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Diterjemahkan dari Khotbah Jumat Masjid al-Haram 6 Sya’ban 1437 H dengan judul al-Jaza-u min Jinsi-l Amal.
Khotib: Syaikh Kholid bin Ali al-Ghamidy
Pnerjemah: tim
اللهم صلي على محمد .(صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ)
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ حَكَمَ وَقَدَرَ، وَبَشَّرَ وَأَنْذَرَ، أَقَامَ هَذَا الكَوْنَ عَلَى المِيْزَانِ وَالعَدْلِ، اِمْتَنَّ عَلَى مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ بِفَضْلٍ، أَحْمَدُهُ – سُبْحَانَهُ – حَمْدًا يَلِيْقُ بِحِكْمَتِهِ البَالِغَةِ وَالقُدْرَتِهِ البَاهِرَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَسِعَ كُلُّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا، وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ قُدْرَةً وَحُكْمًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المِيْزَانُ الأَكْبَرُ، وَالسِرَاجُ الأَزْهَرُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى الآلِ الطَّيِّبِيْنَ السَادَةِ، وَالصَّحَابَةِ أُوْلِي القُوَّةِ وَالْأَبْصَارِ وَالرِّيَادَةِ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا مَا سَبَّحَتِ الأَفْلَاكُ الدَائِرَةُ، وَالخَلَائِقُ المُتَكَاثِرَةُ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ –عِبَادَ اللهِ – وَرَاقِبُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّكُمْ إِنْ تَتَّقُوْا اللهَ يَجْعَلَّكُمْ فُرْقَانًا وَنُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهِ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ ذُوْ الفَضْلِ العَظِيْمِ.
Kaum muslimin,
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan takdir-takdir yang pasti. Tidak berubah dan tak berganti. Orang yang cerdas tentu dia berusaha untuk mengetahui tentang ketetapan ilahi ini. Agar ia bisa beramal sesuai dengan tuntutannya. Ia berusaha tidak menempuh jalan yang bertabrakan atau yang menyelisihinya. Ia pun hidup di dunia dengan kehidupan yang mulia. Ia mendapat taufik dan bahagia. Dan di akhirat baginya balasan pahala dan kenikmatan.
Di antara takdir Allah yang agung ini, ketentuan yang berpengaruh besar bagi hidup manusia, dan keadaan akhir di tempat kembali mereka, adalah ketentuan Allah berupa al-jaza min jinsil amal “Balasan akan didapat sesuai dengan amal perbuatan”. Orang yang berbuat baik, akan mendapat balasan kebaikan. Dan orang yang berbuat jahat, akan mendapat balasan yang buruk.
Inilah ketentuan ilahi. Salah satu prinsip dari banyak prinsip yang menegaskan bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Mampu. Prinsip pembalasan Rabbani ini senantiasa terjadi saat di dunia dengan berdasarkan keadilan. Tidak ada keberpihakan kepada person tertentu.
Seandainya manusia merenungi dalam permasalah-permasalahan mereka. Memikirkan apa yang yang sedang mereka jalani. Mereka akan mendapati sunnatullah ini berlaku pada kehidupan mereka dalam setiap sisinya. Mereka akan memahami betapa bijaksananya Allah dalam menetapkan takdir dan ketentuan-Nya. Kebaikan tidak akan disia-siakan. Perbuatan dosa tidak akan dilupakan. Dia yang memberi balasan kekal selamanya. Sebagaimana Anda melakukan sesuatu, maka Anda akan mendapatkan balasan setimpal. Sebagaimana Anda memberi, sekadar itu pula Anda akan diberi.
Betapa menakjubkannya kasih sayang Allah. Dia merahmati seorang pelacur karena wanita tersebut menyayangi hewan yang hampir binasa karena kehausan. Bukankah sesuatu yang dahsyat, ketika Dia menenggelamkan Qarun dan segala harta yang dimilikanya ke dalam bumi, karena Qarun sombong dan senantiasa berbuat dosa? Qarun memberi ujian dan kegoncangan iman orang-orang terhadap Rabb mereka.
Kemudian perhatikan pula apa yang menimpa para sahabat Rasulullah ﷺ pada Perang Uhud. Hingga mereka mengatakan, “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” (QS:Ali Imran | Ayat: 165). Dan Allah ﷻ dengan hikmah dan keadilan-Nya menjawab, Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS:Ali Imran | Ayat: 165).
Ini adalah ketentuan Rabbani. Dialah yang memberi balasan dengan penuh keadilan. Balasan amalan seorang hamba sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Hal ini senantiasa berlaku secara syar’i, qadari, waktu, dan tempat. Penjelasan seperti ini diterangkan lebih dari 100 ayat dalam Alquran. Dan banyak juga hadits-hadits Nabi yang menetapkan kepastian ini. Sehingga ketentuan ini benar-benar memberi keyakinan pada jiwa.
Pernahkan Anda mendengar firman Allah ﷻ?
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS:Ar-Rahmaan | Ayat: 60).
Sudahkah pula Anda membaca firman Allah ﷻ?
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 123).
Sungguh berulang-ulang ayat dalam menjelaskan balasan orang-orang yang beriman dan bertakwa. Mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik. Dibukakan untuk mereka pintu-pintu rahmat dan kebahagian. Dimudahkan urusan mereka. Diangkat bencana dan musibah yang mereka alami. Diri-diri mereka dijaga dan dicukupi. Demikian juga istri dan anak-anak mereka. Mereka ditolong dan dimuliakan. Itulah balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dan mengikhlaskan diri kepada-Nya, maka Dia akan dijaga dari yang haram. Allah ﷻ memalingkan mereka dari perbuatan buruk dan keji. Allah jadikan lisan mereka jujur.
كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang tulus.” (QS:Yusuf | Ayat: 24).
Siapa yang tulus beribadah kepada Allah, dengan memperbaiki lisan dan amalnya, maka Allah pun akan mewujudkan kebaikan untuknya. Dia berikan ilmu dan hikmah kepada orang tersebut. Dia jadikan orang itu diterima di tengah khalayak. Dia jadikan orang-orang cenderung, simpatik, cinta, dan sayang kepadanya.
Adapun hamba-hamba Allah yang lemah, yang terzalimi, dan yang ditindas, maka dengarlah balasan Allah ﷻ untuk mereka dalam firman-Nya,
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)…” (QS:Al-Qashash | Ayat: 5-6).
Kaum muslimin,
Akhir dan tempat kembali yang baik adalah surga. Terkadang kita lihat orang yang sudah tua dalam keadaan sehat, tenang, dan ridha. Hal ini disebabkan karena ia mempersembahkan masa mudanya kepada Allah ﷻ. Ia menjaga batasan-batasan Allah ﷻ di masa muda. Saat tua, Allah ﷻ pun menjaganya. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah batas-batas Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah batas-batas Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu.” (HR. at-Tirimidzi).
Ada orang yang ditimpa musibah, tapi dia merasa ridha. Allah memberi petunjuk kepada hatinya. Sehingga ia ridha terhadap semua ketetapan Allah. Orang yang demikian, maka balasan untuknya adalah kebaikan pula. Allah datangkan kebaikan untuknya dari sisi musibah yang menimpanya. Yang demikian hanya didapatkan oleh orang-orang yang beriman. Dan akibat yang baiklah bagi orang-orang yang bertakwa.
Ibadallah,
Renungkanlah! Renungkanlah keadaan orang-orang yang Allah naungi dalam naungan-Nya di Padang Mahsyar. Bagaimana kesabaran mereka saat hidup di dunia. Mereka menahan beratnya rintangan meniti jalan Allah. Akhir keadaan mereka adalah bahagia. Mereka mendapat naungan yang meneduhkan. Di saat orang-orang lainnya berada dalam derita karena teriknya panas matahari.
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (QS:Al-Insaan | Ayat: 12).
Barangsiapa yang menundukkan pandangannya, menjaga pendengaran dan lisannya dari yang haram, maka Allah memberikan cahaya pada penglihatan dan hatinya. Allah bukakan untuknya pintu pemahaman, ilmu, dan benar dalam ucapan. Ini adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang lebih besar daripada kelezatan saat menikmati yang haram.
Kalimat dan ucapan yang baik adalah bentuk ridha Allah. seorang yang mengucapkan kalimat yang baik, Allah akan mencatat untuknya keridhaan-Nya di hari kiamat.
Berbakti kepada kedua orang tua dan bersilaturahim akan menyampaikan seseorang pada rahmat dan kasih sayang Allah.
Orang-orang beriman yang beristighfar, Allah catatkan untuk mereka kebaikan-kebaikan. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pula. Siapa yang berinfak, Allah pun akan berinfak padanya. Siapa yang menolong saudaranya, maka Allah juga akan menolongnya. Orang-orang yang disayangi Allah adalah mereka yang juga penyayang kepada sesama.
Semua itu menunjukkan berlakunya Sunnah Rabbani ini. balasan yang mereka dapat sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Al-jaza min jinsil ‘amal.
Allah ﷻ membalas Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan kebaikan. Dia menjadikan Ibrahim sebagai imam yang diteladani. Allah memberi cahaya pada ucapan dan perbuata Nabi Ibrahim. Derajat demikian beliau dapatkan setelah melewati berbagai macam ujian. Dalam ujian itu Nabi Ibrahim tetap menyempurnakan ketaatannya. Allah ﷻ melihat kesabarannya, ketenangannya, dan sifatnya yang mudah kembali kepada Allah.
Lihatlah pula bagaimana Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Berbagai musibah dan derita menerpanya. Semua itu menjadi sebab beliau dijadikan pemimpin di dunia. Dan akhir yang baik pula untuk beliau.
Dan penghulunya para nabi dan rasul, Nabi Muhammad ﷺ, diuji dengan musibah yang besar. Namun beliau tetap menyempurnakan ubudiyah-nya. Ia menyempurnakan dan membaguskan ibadahnya. Allah ﷻ angkat derajat beliau di dunia. Dia jadikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin semua makhluknya. Beliau ﷺ mendapatkan kedudukan yang mulia di dunia dan akhirat.
Lihat pula istri beliau yang suci dan yang diridhai, Khadijah radhiallahu ‘anha. Allah ﷻ beri kabar gembira kepada Khadijah dengan rumah di surga. Sebagai balasan karena dia adalah orang yang paling cepat beriman kepada Rasulullah ﷺ. Ia bersegera menuju kemuliaan. Ia benar-benar berkorban dalam menemani Rasulullah. Ia curahkan jiwa dan hartanya untuk membantu suaminya. Ia tunaikan hak sang suami. Tanpa rasa jenuh dan bosan. Tanpa mengangkat suara dan ingkar.
Banyak sekali dalil dan kisah yang menginformasikan kepada seluruh manusia bahwasanya al-jaza min jinsil amal, balasan itu tergantung dari perbuatannya.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 7).
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 8).
Ayyuhal muslimun,
Ada peristiwa yang luar biasa berikaitan dengan Sunnah Ilahiyah ini (al-jaza min jinsil amal). Barangsiapa yang melupakan Allah, maka Allah pun akan melupakannya. Allah tidak peduli dengannya. Barangsiapa yang ingin didengar orang perbuatan baiknya, maka Allah perdengarkan pula keburukannya pada manusia. Jadilah ia rendah dan hina. Siapa yang ingin dilihat kebaikannya, maka perlihatkan pula keburukannya. Siapa yang mencari-cari aib dan kesalahan seorang muslim, maka Allah akan mencari-cari aib dan kesalahannya pula. Sehingga ia dipermalukan. Siapa yang sengaja melenceng dari petunjuk, maka Allah semakin palingkan dan tunda-tunda adzab untuknya. Siapa yang berpaling dari peringatan Allah, maka baginya kehidupan yang sempit dan menderita.
Barangsiapa yang menyebabkan seorang mukmin menderita, tersiksa, terbunuh, dan terbakar, Allah akan kalahkan dia dengan hina, rendah, dan murka. Dan baginya adzab yang membakar di akhirat.
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS:Al-Buruuj | Ayat: 10).
Orang-orang munafik dan melakukan kejahatan. Mereka mengolok-olok orang-orang yang beriman. Menertawakan orang-orang yang beriman untuk mengejeknya. Al-jaza min jinsil amal, balasan yang mereka dapatkan sesuai apa yang mereka perbuat.
فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ. عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ. هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS:Al-Muthaffif | Ayat: 34-36).
Ada orang-orang yang mengadakan tipu daya terhapad syariat dan hukum-hukum Allah. Mereka merubah dan menggantinya. Mereka memalingkan maksudnya karena mengikuti hawa nafsu orang-orang yang zalim. Mereka mengganti tampilan dan bentuknya. Mereka membeli derajat kehinaan. Allah telungkupkan hati mereka sehingga mereka tidak mengenal kebaikan sebagai kebaikan. Dan tidak mengingkari suatu kemungkaran. Segala sesuatu hanya mereka nilai berdasarkan hawa nafsu semata.
Allah ﷻ juga memberi ancaman kepada mereka yang tidak membayar zakat dengan adzab berupa timah yang membakar dahi-dahi mereka, perut-perut mereka, dan punggung-punggung mereka. Itulah timah panas yang sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Karena al-jaza min jinsil amal, balasan tergantung perbuatannya. Balasan itu sesuai dengan buruknya perbuatan mereka.
Barangsiapa yang menyembunyikan syariat Allah, menyembunyikan ilmu yang wajib ia sebarkan di tengah umat, dan ia tidak bertaubat dari kesalahan ini, maka bagi mereka laknat Allah dan laknat dari orang-orang yang melaknat. Allah ikat mereka dengan tali kekang dari neraka pada hari kiamat kelak. Itulah balasan yang setimpal.
Ibadallah,
Ketika kita merenungi hukuman-hukuman Allah yang Dia berikan kepada para penentang rasul-rasul, kita dapati kesesuaian dengan dosa dan bentuk perbuatan mereka. Sebagaimana Allah kisahkan kepada kita tentang kaum Nabi Nuh, ‘Ad, Tsamud, Ash-Habul Aikah, kaum Luth, Firaun, Saba’, dll.
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS:Al-‘Ankabuut | Ayat: 40).
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma mengatakan, “Di Madinah ada orang-orang yang memiliki aib-aib. Mereka tidak membicarakan aib orang lain. Allah pun membuat orang-orang diam (tidak membicarakan) aib mereka. Kemudian semuanya wafat, tanpa ada aib (yang diketahui). Kemudian di Madinah ada orang-orang yang tidak tampak memiliki aib. Tapi mereka membicarakan aib orang lain. Lalu Allah bongkar aib mereka. Aib-aib itu masih dikenal sampai orang-orang wafat.”
Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah mengatakan, “Sungguh aku melihat seusatu aib. Tidak ada yang menghalangiku untuk membicarakannya kecuali kekhawatiranku ditimpa yang aib semisalnya.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَقًّا وَصِدْقًا، وَالشُّكْرُ لَهُ تَعَبُّدًا وَرِقًّا، أَكْمَلَ لَنَا الدِيْنَ وَتَمَّتْ كَلِمَاتُهُ صِدْقًا وَعَدْلًا، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى المَبْعُوْثِ بِالهُدَى يَقِيْنًا وَحَقًّا، وَعَلَى الآلِ وَالأَصْحَابِ وَالأَتْبَاعِ دَائِمًا وَأَبَدًا.
وَبَعْدُ….
Kaum muslimin,
Sesungguhnya selalu merasakan bahwa balasan tergantung perbuatan dan menghadirkannya dalam setiap keadaan, akan memberikan rasa yakin kepada seorang hamba, betapa Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana. Betapa Allah mampu melakukan segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya walaupun orang-orang mencoba menyembunyikannya. Hal ini juga menjadikan seseorang senantiasa berada dalam kebaikan dari Allah. Seorang hamba selalu berbaik sangka pada Rabbnya. Selalu berharap rahmat, karamah, kebaikan, dan pahala dari-Nya. Seorang hamba akan merasakan ketenangan dan ridha. Karena dia tahu dengan seyakin-yakinnya, apa yang ia lakukan akan mendapat balasan yang setimpal. Ia tidak bersedih dan tak pula berputus asa. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan prilaku kebajikan.
Barangsiapa yang Allah balas dengan balasan kebaikan. Maka janganlah tertipu dan jangan menjadi sombong. Wajib bagi seorang hamba senantiasa bersyukur dan meminta tambahan. Agar nikmat yang ia dapatkan menjadi langgeng.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS:Ibrahim | Ayat: 7).
Dan barangsiapa yang Allah balas dengan balasan keburukan, janganlah ia berputus asa dari rahmat dan maaf-Nya. Hendaknya ia bersegera bertaubat dan beristighfar. Menjauhi segala hal yang dapat mendatangkan murka dan marah-Nya. Karena tidaklah musibah itu datang kecuali karena dosa, dan akan terangkat dengan taubat.
Sesungguhnya kaum Nabi Yunus ‘alaihissalam, tatkala mereka beriman, Allah angkat dan hilangkan adzab yang menghinakan mereka. Dan Allah beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang dikehendaki-Nya.
Sunnatullah al-jaza min jinsil amal adalah sunnah yang umum untuk semua manusia. Tidak ada yang mendapat pengecualian. Sunnah ini turun kepada siapa saja yang berhak mendapatkannya, di waktu yang tepat berdasarkan ilmu dan kebijaksaan Allah.
Allah ﷻ telah menjelaskan tentang dakwah Nabi Musa ‘alaihissalam kepada Firaun,
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ ۖ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَىٰ أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّىٰ يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir´aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami — akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (QS:Yunus | Ayat: 88).
Doa Nabi Musa dan pengkabulan dari Allah dengan binasanya Firaun dan kaumnya berjarak 40 tahun. Hal ini sebagai dijelaskan oleh para ulama tafsir. Karena itu,
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS:Ibrahim | Ayat: 42).
Terkadang Allah beri tangguh orang-orang zalim dan menentang, tapi Allah tidak lalai dari mereka. Orang-orang zalim itu merasa hebat dengan memerangi dan menumpahkan darah orang-orang tak bersalah. Hingga mereka sangka mereka luput dari hukuman Allah. Kemudian Allah kejutkan mereka dari sisi yang tidak mereka sangka.
Ayyuhal muslimun,
Sesungguhnya Sunnah Rabbani ini, memberikan pengajaran kepada setiap muslim bahwasanya keselamatan hanyalah di tangan Allah. Dia melakukan segala seuatu dengan hikmah-Nya yang luas. Sunnah ini mempertegas bahwa semua anak Adam dalam pengawasan ilmu Allah. Dan anak Adam tidak mengetahui rahasia ketetapan-Nya.
Sebagian anak Adam menentang dan murka. Sebagian dari mereka ragu ketika melihat bagaimana Allah mengatur takdirnya. Dia mengangkat sebagian kaum dan menjatuhkan sebagian yang lain. Dia membukakan pintu dan menutup untuk yang lainnya. Memberi dan mencegah. Mengadzab dan memaafkan. Memberi kekayaan dan menimpakan kemiskinan. Memuliakan dan menghinakan. Menguasakan dan melengserkan. Dan anak Adam merasakan kebijaksanaan dan ilmu Allah.
Wahai anak Adam,
Jika hati Anda membersihkan hati Anda hanya untuk Allah. Anda menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Ridha pada pembagian-Nya. Menyibukkan diri pada hal-hal yang diwajibkan. Meninggalkan apa yang bukan hak Anda. Maka Anda telah melapangkan hati dan membahagiakan hidup Anda. Anda terpuji di sisi Rabb Anda.
Namun apabila Anda tidak ridha dengan apa yang Allah bagikan kepada Anda. Anda menyia-nyiakan apa yang Allah wajibkan. Dan menyibukkan diri pada hal-hal yang tidak bermanfaat untuk Anda. Maka Anda akan diliputi kegundahan dan kesedihan. Dan Allah akan berpaling darimu. Kemudian Anda tidak akan mendapatkan bagian dari dunia kecuali apa yang memang telah Allah tetapkan untuk Anda. Sementara kedudukan Anda di sisi Rabb adalah tercela. Dan balasan memang sesuai dengan apa yang diusahakan.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Sesungguhnya antara Anda dan Allah terdapat kesalahan dan dosa. Antara Anda dan masyarakat ada kekeliruan dan khilaf. Jika Anda ingin Allah mengampunimu dan melupakan kesalahan Anda, maka bersegeralah melaksanakan perintah-Nya dan bertaubat kepada-Nya. Karena Dia sangat sayang kepada hamba-hamba-Nya.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, sungguh betapa pun zalim dan sombongnya Anda. Seberapa buruk penentangan dan pengingkaran. Anda tidak akan luput dari keadilan ilahiyah. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. Jika Dia mengadzab seorang yang zalim, maka Dia tidak akan pandang siapapun.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, jika Anda berbakti kepada kedua orang tua. Menyambung hubungan kekerabatan. Menyangi istri dan anak-anak. Dan berbuat baik kepada sesama manusia. Maka Anda akan merasakan betapa manisnya balasan Allah untukmu. Anda akan melihat dengan mata kepala sendiri balasan dari apa yang telah Anda usahakan. Namun jika Anda tidak peduli dan durhaka kepada orang tua. Memutus hubungan kekerabatan. Mengganggu manusia dengan iri, dengki, dan permusuhan. Maka ketahuilah balasan itu tergantung amal perbuatan.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, barangsiapa yang berusaha mencari makan dari yang halal, maka Allah akan mengabulkan doa-doanya. Barangsiapa yang bertekad untuk meninggalkan perbuatan dosa, maka ia akan merasakan manisnya iman dan dimudahkan segala urusan. Barangsiapa yang membaguskan amal batinnya, maka Allah akan membaguskan amalan lahiriyahnya. Barangsiapa yang mebaguskan antara dirinya dengan Allah, maka Allah akan membaguskan antara dirinya dengan sesama manusia. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Ia tidak mendapatkan kesulitan dan kekurangan. Karena balasan itu tergantung amalnya.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Wahai anak Adam, sesungguhnya amalan-amalan ini dihitung dan dicatat oleh Allah. Kita semua akan membacanya di catatan amal kita di hari perjumpaan dengan-Nya. Siapa yang mendapatkan catatan amalnya baik, hendaklah ia memuji Allah. Dan siapa yang mendapatkan catatan amalnya buruk, maka jangan ia cela kecuali dirinya sendiri. Karena balasan itu tergantung amal perbuatan.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
ثُمَّ صَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى سَيِّدِ البَشَرِيَةِ وَسِرَاجِهَا المُنِيْرُ، فَإِنَّ اللهَ –عَزَّ وَجَلَّ- قَدْ أَمَرَنَا بِاصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَيْهِ؛ حَيْثُ قَالَ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (QS:Al-Ahzab | Ayat: 56).
وَثَبَتَ عَنْهُ –صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ- أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَات، وَرَفَعَ عَشْرَ دَرَجَاتٍ.
فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى حَبِيْبِنَا وَسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ الطَيِّبِيْنَ الطَاهِرِيْنَ، وَعَلَى صَحَابَتِهِ الكِرَامِ الأَبْرَارِ الأَطْهَارِ، وَخُصَّ مِنْهُمْ: أَبَا بَكْرِ الصِّدِّيْقَ، وَعُمَرَ الفَارُوْق، وَعُثْمَانَ ذَا النُوْرَيْنِ، وَعَلِيًّا أَبَا الحَسَنَيْنِ، وَالتَابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ النْصُرْ دِيْنَكَ، وَكِتَابَكَ، وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ، وَعِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ المُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ المُسْلِمِيْنَ فِي فِلَسْطِيْنَ، وَفِي الشَام، وَفِي العِرَاق، وَفِي اليَمَن، وَفِي كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُ وَنَائِبَهُ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُ البِلَادِ وَالعِبَادِ، وَاجْعَلْهُمْ مَفَاتِيْحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِقَ لِلْشَرِّ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا، وَارْزُقْنَا وَاجْبُرْنَا، وَارْفَعْنَا وَلَا تَضَعْنَا، وَأَكْرِمْنَا وَلَا تُهِنَّا، وَكُنْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ عَلَيْنَا، وَانْصُرْنَا وَلَا تَنْصُرْ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ لَا تُشْمِتْ بِنَا عَدْوًا وَلَا حَاسِدًا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Diterjemahkan dari Khotbah Jumat Masjid al-Haram 6 Sya’ban 1437 H dengan judul al-Jaza-u min Jinsi-l Amal.
Khotib: Syaikh Kholid bin Ali al-Ghamidy
Pnerjemah: tim
TEKNIK PERANG MUSUH YANG SEMUA MANUSIA ABAIKAN
بسم الله الحمن الرحيم.
Strategi Peperangan Musuh Rakan sekerja, Rakan Bisnes, musuh ghaib dan musuh negara. Berhati hatilah terhadap perangkap2 berikut
Strategi 1 Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.
Strategi 2 Perang Saraf. Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.
Strategi 3 Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.) Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4 Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.
Strategi 5 Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.) Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6 Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat. Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.
Strategi Berhadapan dengan Musuh Strategi 7 - Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.
Strategi 8 - Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.) Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.
Strategi 9 - Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.
Strategi 10 - Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.
Strategi 11 - Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.) Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.
Strategi 12 - Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.) Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.
Strategi Penyerangan
Strategi 13 - Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.
Strategi 14 - Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.) Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.
Strategi 15 - Giring macan untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Strategi 16 - Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17 - Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.
Strategi 18 - Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.
Strategi Chaos/Kekacauan Strategi 19 - Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.) Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20 - Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Strategi 21 - Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.) Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22 - Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.
Strategi 23 - Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24 - Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang.
Strategy 25 - Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.
Strategi 26 - Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27 - Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.) Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.
Strategi 28 - Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.) Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.
Strategi 29 - Hias pohon dengan bunga palsu. Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.
Strategi 30 - Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.
Strategi Kalah Strategi
31 - Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.) Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.
Strategi 32 - Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.) Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.
Strategi 33 - Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.) Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.
Strategi 34 - Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.) Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35 - Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.) Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.
Strategi 36 - Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina: ”Jika seluruhnya gagal, mundur” Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!
Strategi Peperangan Musuh Rakan sekerja, Rakan Bisnes, musuh ghaib dan musuh negara. Berhati hatilah terhadap perangkap2 berikut
Strategi 1 Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.
Strategi 2 Perang Saraf. Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.
Strategi 3 Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.) Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4 Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.
Strategi 5 Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.) Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6 Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat. Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.
Strategi Berhadapan dengan Musuh Strategi 7 - Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.
Strategi 8 - Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.) Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.
Strategi 9 - Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.
Strategi 10 - Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.
Strategi 11 - Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.) Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.
Strategi 12 - Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.) Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.
Strategi Penyerangan
Strategi 13 - Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.
Strategi 14 - Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.) Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.
Strategi 15 - Giring macan untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Strategi 16 - Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17 - Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.
Strategi 18 - Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.
Strategi Chaos/Kekacauan Strategi 19 - Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.) Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20 - Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Strategi 21 - Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.) Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22 - Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.
Strategi 23 - Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24 - Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang.
Strategy 25 - Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.
Strategi 26 - Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27 - Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.) Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.
Strategi 28 - Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.) Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.
Strategi 29 - Hias pohon dengan bunga palsu. Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.
Strategi 30 - Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.
Strategi Kalah Strategi
31 - Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.) Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.
Strategi 32 - Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.) Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.
Strategi 33 - Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.) Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.
Strategi 34 - Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.) Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35 - Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.) Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.
Strategi 36 - Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina: ”Jika seluruhnya gagal, mundur” Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!
PROGRAM PENGIJAZAHAN BUAH PUKUL SENDENG ASLI BATU PAHAT
بسم الله الرحمن الرحيم
BUAH PUKUL SENDENG
RINGKAS, CEPAT, TEPAT DAN PALING MEMATIKAN PERGERAKAN LAWAN. 👊
-PROGRAM PENGIJAZAHAN BUAH PUKUL SENDENG ASLI BATU PAHAT
- YURAN LATIHAN SEHINGGA TAMAT RM150 (TEMPOH 3 - 7 X LATIHAN TEMPUR ) PENAMATAN .
( LOKASI PT IBRAHIM BATU PAHAT, JOHOR. )
👉☎ Guru - 017 -7350335
Buah Pukul Sendeng, adalah buah pukul khas Bugis. Sepertinya, sendeng adalah jenis bela diri yang dikembangkan khusus untuk pertarungan diatas perahu. Hal ini dikarenakan, sendeng tidak memerlukan arena yang luas untuk bertarung. Namun cukup sebuah papan.
Di masa lalu, pertarungan laut terjadi ketika dua kapal saling merapat. Papan dijadikan jembatan untuk menghubungkan dua kapal. Para petarung menggunakan papan untuk menyeberang ke kapal sebelah. Dan Sendeng, adalah silat yang dirancang khusus untuk pertarungan seperti itu.
Tempat latihan sendeng, biasanya dibawah rumah (rumah tiang) yang ditutup. Latihan sendeng memang tidak dipertontonkan secara umum. Mungkin salah satu pertimbangannya adalah menjaga kerahasiaan dari jurus dan perguruannya.
Latihan pertama bagi seorang murid adalah kuda-kuda. Kuda-kuda dalam sendeng disebut mala ifi yang secara harafiah berarti "mengambil posisi tipis". Dalam latihan kuda-kuda, guru atau teman seperguruan akan naik dipaha yang memasang kuda-kuda. Maksudnya agar kuda-kuda benar-benar kokoh dan tidak jatuh apabila lawan mencoba menyapu kaki kuda-kuda.
Bila kaki kanan didepan maka kaki kiri segaris. Posisi tangan kanan didepan bersiap menangkis serangan dari depan. Dan posisi tangan kiri dibelakang didepan dada siap untuk memukul. Demikian pula sebaliknya. Jika dilihat dari depan, posisi Sendeng sangat tipis sehingga meminimalisir ruang pukul bagi lawan.
Sendeng, tidak menendang. Filosofinya adalah, apabila kaki sudah ditangkap berarti lawan akan hilang keseimbangannya dan mudah dijatuhkan. Sendeng hanya mengandalkan tangan untuk mengenai lawan. Baik dalam bentuk pukulan atau dorongan keras ke dagu lawan (Sadu').
Sendeng tidak mengenal variasi bunga. Bagi Sendeng, gerakan yang ada hanyalah memukul, menangkis dan bertahan. Bagi Sendeng, berada diruangan sempit adalah hal yang disukai. Sebab memang sifat Sendeng tidak membutuhkan ruang yang luas untuk beraksi. Bila pendekar sendeng tersudut sehingga dibelakangnya hanya tembok, juga hal yang disukai. Sebab pendekar sendeng hanya memfokuskan pukulan dan serangan dari depan. Singkat, ringkas, cepat, tepat dan mematikan adalah karakter Sendeng. Mungkin karena sendeng adalah bela diri keras yang bersifat mematikan.
Sendeng adalah warisan budaya kita dan bakal menjadi buah pukulan paling ditakuti lawan. Lokasi Pt Ibrahim Batu Pahat Johor adalah salah satu daerah di malaysia yang masih mengekalkan keaslian buah pukul sendeng tanpa mengubah apa jua gerakan yang diperturunkan dari guru kepada guru yang ada sehingga ke hari ini.
Fakta Sejarah, apabila Bugis menyerang, mereka tidak akan menyerang dalam keadaan menahan atau berjarak Jauh. Apa yang berlaku adalah mereka akan masuk sehampir mungkin pada musuh, ibarat hampir berlaga kepala dengan kepala @ mainannya sejengkal dari Ulu Hati Musuh. Geraknya juga kurang menepis dan membuang, sebaliknya menggabungkan elemen Menunggu dan Menyerang dalam satu Gerak, Bahkan bersifat menyerang/menyerbu dalam satu arah, menjadikan musuh tidak bersedia dan lintang pukang. Sebab itu, Pahlawan dan hulubalang Bugis sangat digeruni musuh penjajah dan Orang Tanah Melayu sendiri. Manakan tidak, mereka boleh datang tanpa diduga, alih-alih sudah ada depan mata!
"BERGURU KEPADANG DATAR"
"DAPAT RUSA BERBELANG KAKI"
"BERGURU KEPALANG AJAR"
"BAGAI BUNGA KEMBANG X JADI".
Seorang pendekar yang memahami dan menjalankan spiritualitas silat dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang manusia luar biasa atau dalam ungkapan Betawi: kagak ada matinye. Seorang pendekar dikatakan kagak ada matinye, bukan karena dia jago berkelahi, tapi ketinggian akhlaknya, kecerdasannya berpikir, dan pemuliaannya terhadap sesama yang membuat ia selalu mendapat kehormatan di mana pun dia berada. Seorang pendekar adalah seorang yang mampu memanusiakan manusia.”
html
BUAH PUKUL SENDENG
RINGKAS, CEPAT, TEPAT DAN PALING MEMATIKAN PERGERAKAN LAWAN. 👊
-PROGRAM PENGIJAZAHAN BUAH PUKUL SENDENG ASLI BATU PAHAT
- YURAN LATIHAN SEHINGGA TAMAT RM150 (TEMPOH 3 - 7 X LATIHAN TEMPUR ) PENAMATAN .
( LOKASI PT IBRAHIM BATU PAHAT, JOHOR. )
👉☎ Guru - 017 -7350335
Buah Pukul Sendeng, adalah buah pukul khas Bugis. Sepertinya, sendeng adalah jenis bela diri yang dikembangkan khusus untuk pertarungan diatas perahu. Hal ini dikarenakan, sendeng tidak memerlukan arena yang luas untuk bertarung. Namun cukup sebuah papan.
Di masa lalu, pertarungan laut terjadi ketika dua kapal saling merapat. Papan dijadikan jembatan untuk menghubungkan dua kapal. Para petarung menggunakan papan untuk menyeberang ke kapal sebelah. Dan Sendeng, adalah silat yang dirancang khusus untuk pertarungan seperti itu.
Tempat latihan sendeng, biasanya dibawah rumah (rumah tiang) yang ditutup. Latihan sendeng memang tidak dipertontonkan secara umum. Mungkin salah satu pertimbangannya adalah menjaga kerahasiaan dari jurus dan perguruannya.
Latihan pertama bagi seorang murid adalah kuda-kuda. Kuda-kuda dalam sendeng disebut mala ifi yang secara harafiah berarti "mengambil posisi tipis". Dalam latihan kuda-kuda, guru atau teman seperguruan akan naik dipaha yang memasang kuda-kuda. Maksudnya agar kuda-kuda benar-benar kokoh dan tidak jatuh apabila lawan mencoba menyapu kaki kuda-kuda.
Bila kaki kanan didepan maka kaki kiri segaris. Posisi tangan kanan didepan bersiap menangkis serangan dari depan. Dan posisi tangan kiri dibelakang didepan dada siap untuk memukul. Demikian pula sebaliknya. Jika dilihat dari depan, posisi Sendeng sangat tipis sehingga meminimalisir ruang pukul bagi lawan.
Sendeng, tidak menendang. Filosofinya adalah, apabila kaki sudah ditangkap berarti lawan akan hilang keseimbangannya dan mudah dijatuhkan. Sendeng hanya mengandalkan tangan untuk mengenai lawan. Baik dalam bentuk pukulan atau dorongan keras ke dagu lawan (Sadu').
Sendeng tidak mengenal variasi bunga. Bagi Sendeng, gerakan yang ada hanyalah memukul, menangkis dan bertahan. Bagi Sendeng, berada diruangan sempit adalah hal yang disukai. Sebab memang sifat Sendeng tidak membutuhkan ruang yang luas untuk beraksi. Bila pendekar sendeng tersudut sehingga dibelakangnya hanya tembok, juga hal yang disukai. Sebab pendekar sendeng hanya memfokuskan pukulan dan serangan dari depan. Singkat, ringkas, cepat, tepat dan mematikan adalah karakter Sendeng. Mungkin karena sendeng adalah bela diri keras yang bersifat mematikan.
Sendeng adalah warisan budaya kita dan bakal menjadi buah pukulan paling ditakuti lawan. Lokasi Pt Ibrahim Batu Pahat Johor adalah salah satu daerah di malaysia yang masih mengekalkan keaslian buah pukul sendeng tanpa mengubah apa jua gerakan yang diperturunkan dari guru kepada guru yang ada sehingga ke hari ini.
Fakta Sejarah, apabila Bugis menyerang, mereka tidak akan menyerang dalam keadaan menahan atau berjarak Jauh. Apa yang berlaku adalah mereka akan masuk sehampir mungkin pada musuh, ibarat hampir berlaga kepala dengan kepala @ mainannya sejengkal dari Ulu Hati Musuh. Geraknya juga kurang menepis dan membuang, sebaliknya menggabungkan elemen Menunggu dan Menyerang dalam satu Gerak, Bahkan bersifat menyerang/menyerbu dalam satu arah, menjadikan musuh tidak bersedia dan lintang pukang. Sebab itu, Pahlawan dan hulubalang Bugis sangat digeruni musuh penjajah dan Orang Tanah Melayu sendiri. Manakan tidak, mereka boleh datang tanpa diduga, alih-alih sudah ada depan mata!
"BERGURU KEPADANG DATAR"
"DAPAT RUSA BERBELANG KAKI"
"BERGURU KEPALANG AJAR"
"BAGAI BUNGA KEMBANG X JADI".
Seorang pendekar yang memahami dan menjalankan spiritualitas silat dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang manusia luar biasa atau dalam ungkapan Betawi: kagak ada matinye. Seorang pendekar dikatakan kagak ada matinye, bukan karena dia jago berkelahi, tapi ketinggian akhlaknya, kecerdasannya berpikir, dan pemuliaannya terhadap sesama yang membuat ia selalu mendapat kehormatan di mana pun dia berada. Seorang pendekar adalah seorang yang mampu memanusiakan manusia.”
html
Langgan:
Catatan (Atom)